Kubu Raya (Pelita Batak):
Pandemi COVID-19 telah menyebabkan hilangnya kemampuan
belajar siswa (learning loss), terutama pada bidang keterampilan membaca
(literasi) di tingkat sekolah dasar (SD). Upaya pemulihan learning loss dapat
dipercepat melalui sinergi sekolah dan Taman Baca Masyarakat (TBM). Hasil
sinergi sekolah dan TBM di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara (Kaltara),
terbukti secara signifikan mampu memulihkan 60 persen siswa yang mengalami
learning loss. Peningkatan yang signifikan ini, terjadi dalam waktu beberapa
bulan saja.
“Program ini merupakan kolaborasi antara Institut Teknologi
Bandung (ITB), Yayasan Litara, dan Ikatan Keluarga Baca Malinau (IKBM),†kata
Leo Riski Ricardo, Wakil Ketua IKBM dalam Festival Literasi Indonesia (FLI) di
Hotel Dangau, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Jumat (30/9). Pengurus
IKBM diundang ke FLI 2022 untuk berbagi pengalaman mengatasi learning loss
melalui kolaborasi literasi.
Lebih lanjut Leo mengatakan kunci keberhasilan program
sinergi ini terletak pada peran guru, pegiat TBM, dan ketersediaan material
belajar seperti buku yang sesuai minat, usia, dan kemampuan baca anak. Peran
guru sangat penting untuk mengidentifikasi siswa yang mengalami learning loss
dengan menggunakan asesmen diagnostik. Daftar nama anak yang mengalami learning
loss diberikan kepada pegiat TBM untuk mendapat prioritas bantuan belajar.
Leo mengatakan, guru dan pegiat TBM membuat pembagian tugas
dalam kegiatan penanganan learning loss. Pada pagi hari, proses pemulihan
pembelajaran dilakukan oleh guru di sekolah. Guru menggunakan strategi
pembelajaran terdiferensiasi. Asesmen diagnostik dan pembelajaran
terdiferensiasi merupakan dua komponen penting dalam upaya pemulihan
pembelajaran. Kedua komponen ini merupakan karakteristik utama kurikulum merdeka.
Kemdikbudristek meluncurkan kurikulum merdeka untuk mengatasi learning loss.
Sedangkan pada sore hari, pegiat TBM memberikan bimbingan
belajar kepada siswa yang mengalami learning loss. Kegiatan bimbingan belajar
ini dilakukan dengan cara-cara yang menyenangkan. Anak-anak diajak bermain,
membaca buku cerita, dan latihan baca-tulis. Kegiatan yang menyenangkan ini,
membuat anak bersemangat datang ke TBM. Pegiat TBM selalu melaporkan
perkembangan anak kepada guru.
Begitu pula sebaliknya dengan guru, selalu menginformasikan
kepada pegiat TBM perubahan positif yang ditunjukkan siswa. “Sejak tahun 2019
para pegiat TBM di Malinau sudah dilatih tentang cara memilih buku yang ramah
anak, teknik membaca yang menyenangkan, dan cara untuk membantu anak belajar baca-tulis.
Bekal itu yang kami pakai untuk membantu pemulihan pembelajaran di masa pandemi
COVID-19,†terangnya.
Leo mengatakan program sinergi sekolah dan TBM di Malinau
mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah, pemerintah desa, organisasi
mitra pembangunan seperti INOVASI, dan perusahaan yang beroperasi di sana
melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Selain pelatihan untuk
pegiat TBM, dukungan juga diberikan dalam bentuk hibah buku cerita anak dan
pembiayaan operasional TBM.
Khusus untuk buku cerita anak, buku-buku yang digunakan
sekolah dan TBM di Malinau, kontennya sudah ditulis sendiri oleh guru-guru
Kaltara. Karya-karya ini kemudian didesain sesuai standar internasional oleh
Yayasan Litara di Bandung, Jawa Barat. Konten buku-buku ini mengambil cerita
lokal sehingga mudah dipahami anak-anak di Malinau. “Sedangkan pengadaan atau
percetakan bukunya sendiri didukung oleh PT. Mitrabara Adiperdana, Tbk dan PT.
Baradinamika Mudasukses melalui program CSR,†terangnya.
IKBM berdiri pada 6 September 2019. IKBM lahir seiring
pertumbuhan perpustakaan desa (perpusdes) dan TBM di Kabupaten Malinau.
Organisasi ini dibentuk untuk menjembatani komunikasi antara pegiat literasi
dengan pemerintah daerah, pemerintah desa, organisasi mitra pembangunan, dan
perusahaan-perusahaan melalui program CSR. Sampai September 2022, sebanyak 28
TBM, perpusdes, dan komunitas di 17 desa telah bergabung dalam IKBM.
Operasional kegiatan TBM dibiayai oleh pemerintah desa melalui dana desa dan
alokasi dana desa.
Festival Literasi Indonesia (FLI) digelar oleh Direktorat
Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (PMPK) Kemdikbudristek bekerja sama
denga Forum TBM. FLI dihadiri pegiat literasi dan pengurus TBM dari seluruh
Indonesia. FLI tahun ini digelar di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, 28
September â€" 1 Oktober 2022. Adapun tema yang diusung adalah Transformasi
Literasi dalam Konteks Merdeka Belajar. (*)