Tarutung (Pelita Batak):
Produksi cabai merah di Kabupaten Tapanuli Utara mulai mengalami penurunan akibat sejumlah faktor mendasar.
Menurut Kepala Badan Penyuluhan Pertanian, Perkebunan, Perikanan dan Kehutanan Pemkab Taput, Sondang EY Pasaribu, penurunan jumlah produksi tersebut terpantau jelas dari pelaksanaan lelang komoditas pertanian yang digelar di Siborongborong.
“Produksi cabai merah, saat ini mengalami penurunan. Hal tersebut terjadi karena berbagai faktor,” jelas Pasaribu, seperti dikutip dari antarasumut.com, Rabu 1 Juni 2016.
Disebutkan, faktor pertama penyebab penurunan jumlah produksi tersebut disebabkan oleh faktor cuaca dengan curah hujan yang cukup tinggi di seluruh wilayah Taput sehingga mengakibatkan penurunan kuantitas dan kualitas cabai.
“Selanjutnya, pelaksanaan panen padi sawah di sebahagian besar wilayah Taput, juga menjadi salah satu faktor. Sebab, tentu saja waktu untuk memanen cabai merah menjadi tersita,” ujarnya.
Namun, kata dia, alasan mendasar yang mengakibatkan penurunan produksi adalah rentang waktu panen cabai merah yang sudah sebulan berlalu. Sebab, panen puncak atas komoditas pertanian tersebut terjadi pada bulan April 2016.
“Itu merupakan alasan mendasar, dimana imbasnya secara langsung terlihat pada pelaksanaan pasar lelang cabai merah di Siborongborong yang hanya membukukan jumlah produksi cabai sebanyak 652,5 Kg,” terangnya.
Kepala Kantor Ketahanan Pangan Pemkab Taput, Sofian Simanjuntak juga mengungkapkan hal senada terkait penurunan produksi cabai merah yang terjadi di Tapanuli Utara.
"Penurunan jumlah produksi Cabai merah saat ini murni karena masa produksi cabai sudah menurun, namun begitu kegiatan pertanaman baru sedang marak saat ini. Dari kondisi lapangan diperkirakan akhir Juni 2016 ini petani cabai sudah akan mulai panen kembali," tukasnya.(PB2)