DUA HARI lagi, Danau Toba, khususnya perairan Balige akan
disemarakkan perlombaan perahu motor Formula Satu kelas dunia berkecepatan
tinggi (F1H20) yang diikuti pembalap kelas inernasional dari berbagai negara.
Masyarakat Kawasan Danau Toba, Sumatera Utara selama ini
hanya tahu lomba Solu Bolon yang
digerakkan tenaga manusia dengan menggunakan kayuh, kali ini adalah perlombaan
boat (kapal bermesin) yang digelar oleh Union Internationale Motonautique (UIM)
dan dipromosikan oleh H20 Racing maka dijuluki R1H20.
Solu bolon atau sampan besar yang terbuat dari kayu bulat
besar dan bisa mengangkut lebih dari 20 orang jaman dulu adalah angkutan
penting dan utama menghubungkan pantai Danau Toba dari Pulau Samosir ke Pulau Sumatera dan
sebaliknya.
Walaupun sekarang Solu Bolon (mungkin) sudah sulit
ditemukan, karena kayu besar tidak ada lagi bahkan hutan Kawasan Danau Toba
saja sudah terambah oleh PT Inti Indorayon Utama sekarang menjadi PT Toba Pulp
Lestari menjadikannya menjadi tanaman industri dengan eukaliptus.
Banyak keunikan F1H20 ini, selain pertama kali di Indonesia
juga pertama kali di Danau vulkanik seperti Danau Toba, karena menurut berbagai
sumber selama ini hanya di laut, sungai, teluk terlindungi bahkan di danau
buatan.
Dengan kecepatan tinggi 200 -240 Km perjam akan membelan air
danau dengan suara mengaung akan mengglegar keheningan Danau Toba serta membuat
ombak satu boat menerpa ombak boat lain dan bahkan akan menghempas ke pantai.
Gelaran F1H20 di Danau Toba, selama tiga hari (24-26
Februari 2023) sebagai Kejuaraan Dunia Perahu Motor Formula 1 dengan sendirinya
akan menjadi sorotan dan perhatian dunia.
Dari berbagai sumber yang dikumpulkan, awalnya F1H20
diselenggrakan tahun 1984, dan hingga kini F1H20 telah digelar di 39 negara.
Pada tahun 2023, Indonesia mendapatkan kepercayaan untuk menjadi tuan rumah,
Danau Toba dijadikan tempat berlangsungnya acara tersebut.
Menurut Menko Marinvest Luhut Binsar Pandjaitan, terpilihnya
Danau Toba adalah penunjukan dari penyelenggaran dan bukan atas permintaan
Indonesia, mungkin karena dunia internasional melihat Indonesia berhasil
menyelenggarakan KTT G-20 di Bali dan berbagai event internasional.
Selain itu, dipilihnya Danau Toba menjadi lokasi lomba
dikarenakan Danau Toba juga merupakan salah satu dari lima Destinasi Pariwisata
Super Prioritas (DPSP) yang tengah digencarkan pengembangannya oleh pemerintah.
Negara yang pernah menjadi tuan rumah F1 Powerboat di
antaranya Italia, Prancis, Portugal, Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, dan
China.
Menurut Detik, akan berpartisipasi dalam lomba ini ada enam
negara dan tercatat juga memiliki hingga dua perwakilan. Negara tersebut adalah
Uni Emirat Arab/UEA: Abu Dhabi Team, Victory, dan Sharjah Team. Prancis: China
C Tic Team dan Maverick Racing. Italia: Comparato F1 dan Gillman Racing.
Portugal: F1 Atlantic Team. Swedia: Team Sweden dan Norwegia: Stromoy Racing
F1H20 Team.
Formula 1 (F1) Boat Race adalah sebuah kompetisi balap
perahu motor internasional untuk motor perahu berkecepatan tinggi yang
diselenggarakan oleh Union Internationale Motonautique (UIM). Dan ajang ini
dipromosikan oleh H2O Racing, sehingga sering disebut sebagai F1H2O, sebagai
kejuaraan balap motor perahu pesisir kelas tertinggi di dunia.
Kejuaraan F1H2O adalah yang paling memacu adrenalin dan
dianggap sebagai salah satu olahraga paling spektakuler dan menarik di dunia.
Selama 35 tahun terakhir, olahraga ini telah memainkan 279 Grand Prix di 32
negara di lima benua.
Sejarah F1H2O, diresmikan pada tahun 1981, F1H2O adalah
acara bergaya Grand Prix, di mana tim bersaing di seluruh dunia setiap musim.
Menurut Tribun-Medan.com, pada kalender 2013, total semua
ada 23 pembalap dengan 9 tim mengikuti setidaknya satu balapan, dengan 16
perahu bersaing penuh waktu. Terakhir, Menparekraf Sandiaga Uno (Tempo.co Senin
20 Feb 2023) sebanyak 20 pembalap dari 10 tim dari enam negara sudah akan tiba
di ajang event sport tourism pertama terbesar di Danau Toba. Juga akan tiba 180
delegasi F1 Powerboat Danau Toba dari berbagai negara.
Perlombaan berlangsung sepanjang trek sekitar 350 meter
dengan beberapa belokan, di mana perahu dapat mencapai 250 kilometer per jam
(155 mph).
Durasi balapannya lebih lama dari kebanyakan balapan perahu
motor sekitar 45 menit, tetapi masih lebih pendek dari durasi balapan mobil.
Perekonomian Kawasan Danau Toba diperkirakan akan menggeliat
dengan berbagai dampak positifnya, tetapi yang lebih penting bahwa Danau Toba
merupakan anugerah Tuhan harus terpelihara dan tertata dengan baik dan
berkelanjutan.
Dengan penyelenggaraan F1H20 ini Danau Toba akan semakin
populer dan apa yang diprediksi komponis Nahum Situmorang “O Tao Toba, Raja ni
sude na Tao.....†(O Danau Toba, Raja semua Danau...â€) akan semakin nyaring dan menggema.
Masyarakat Kawasan Danau Toba dan masyarakat pencinta Danau
Toba patut bersyukur Pemerintah memberikan perhatian bagi Kawasan yang selama
ini seolah terabaikan sehingga terkenal dengan “Tapanuli Peta Kemiskinan Di
Sumatera Utaraâ€, sekarang sudah mulai bergerak maju, dan tentunya akan lebih
maju lagi kalau terwujud Propinsi Tapanuli, agar pelayanan Pemerintah semakin
dekat dengan masyarakat.
Masyarakat Kawasan
Danau Toba akan semakin semangat apabila Presiden Joko Widodo
menyaksikan perlombaan perahu motor kelas dunia F!H20 bersama-sama masyarakat
di tepian Danau Nan Indah. Selamat menyaksikan.***
Penulis adalah wartawan senior dan advokat berdomisili di
Jakarta.