Jakarta (Pelita Batak):
Setelah sebelumnya resmi diperkenalkan perdana di April 2024 lalu di Kudus, Tari Cahya Nojorono melanjutkan perjalanannya dengan hadir di perhelatan Kirab Budaya Khas Jawa Tengah di Anjungan Jawa Tengah TMII (Minggu 12/5) lalu. Keunikan Tari Cahya Nojorono yang sarat akan makna filosofis, ditampilkan sebagai tarian pembuka acara Kirab Budaya dan sukses menyita perhatian pengunjung TMII yang sedang berlibur di akhir pekan.
Perhelatan Kirab Budaya Khas Jawa Tengah yang turut menggandeng deretan UMKM binaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kudus, sekaligus menjadi ajang promosi Caping Kalo sebagai warisan budaya Kudus, yang dipersembahkan Nojorono Kudus melalui pagelaran tari semi kolosal. Kolaborasi Nojorono Kudus bersama PemKab Kudus merupakan simbol keseriusan pemerintah dan komitmen bersama dalam upaya pelestarian Caping Kalo. “Kami senang melihat antusiasme masyarakat yang hadir ke acara Kirab Budaya hari ini dan menikmati suguhan Tari Cahya Nojorono. Kedepannya, kami berharap masih banyak lagi panggung yang bisa kami jajaki untuk bisa memperkenalkan, sekaligus melestarikan warisan budaya Caping Kalo.” jelas Arief Goenadibrata selaku Direktur PT Nojorono Tobacco International.
Pertunjukan Tari Cahya Nojorono di TMII ini merupakan gong penanda komitmen Nojorono Kudus dalam meneruskan upaya melestarikan Caping Kalo. Tak menutup kemungkinan, gelaran Tari Cahaya Nojorono akan masuk dalam rangkaian roadshow ke beberapa kota di sepanjang tahun 2024 nanti. Besar harapannya, koreografi tari besutan Didik Nini Thowok tersebut, dapat menghibur dan menginspirasi seluruh lapisan masyarakat, sekaligus mendorong semangat setiap individu akan pentingnya melestarikan warisan budaya, khususnya Caping kalo.
Dalam kesempatan yang sama, perhelatan Kirab Budaya Jawa Tengah juga menampilkan pementasan drama kolosal; Kayu Naga Gunung Muria, Dolanan Anak, hingga gelaran bazaar yang memperkenalkan produk ekonomi kreatif khas Kudus, “Kami ingin memperkenalkan Kudus kepada khalayak lebih luas lewat seni, budaya, maupun pariwisatanya. Hal ini guna menarik minat masyarakat untuk bisa menikmati segala potensi yang Kudus punya.” tutup Mutrikah selaku Kepala Disbudpar Kudus.
PT NOJORONO TOBACCO INTERNATIONAL Merupakan salah satu perusahaan pelopor rokok kretek di Indonesia. Didirikan oleh Bapak Ko Djee Siong dan Bapak Tan Djing Thay, berawal dari ide mertuanya Tjoa Kang Hay. Perusahaan dikukuhkan pada 14 Oktober 1932 dan berpusat di Kota Kudus, Jawa Tengah. Saat ini, PT Nojorono Tobacco International termasuk dalam kategori industri sigaret lima besar di Indonesia.
PT Nojorono Tobacco International dikenal sebagai pemilik merek dagang Minak Djinggo yang diluncurkan tahun 1932. Minak Djinggo merupakan pelopor inovasi sigaret kretek tangan (SKT). Minak Djinggo bertahan di industri SKT hingga saat ini, cukup dikenal di kalangan petani dan nelayan. Terobosan berikut dari perusahaan adalah diluncurkannya Clas Mild, produk LTLN (Low Tar Low Nicotine) di tahun 2003. Dalam kurun waktu dua setengah tahun, Clas Mild mengukuhkan diri sebagai produk kretek filter rendah tar dan nikotin (Low Tar Low Nicotine ??" LTLN) yang disukai konsumen hingga berhasil menjadi produk kretek filter terbaik di Indonesia.
"Kita BERSATU untuk BERDOA dan BERKARYA” Berkiprah selama hampir sembilan dekade, PT Nojorono Tobacco International memiliki warisan prinsip leluhur “Bersatu, Berdoa dan Berkarya” yang ditanamkan oleh pendiri dan diterapkan turun temurun oleh seluruh elemen perusahaan. Bersatu diartikan sebagai kebersamaan yang merupakan satu tekad dan keyakinan sebagai tumpuan dan dasar yang kokoh untuk melandasi kekuatan perusahaan. Berdoa untuk menghadirkan kekuatan yang besar dari sang pencipta untuk senantiasa mendampingi, melindungi dan meridhoi setiap langkah yang ditempuh Nojorono. Berkarya melalui semangat berkarya yang tercipta dari kesungguhan hati akan terwujud hasil yang baik, bernilai dan berdaya guna bagi seluruh elemen di dalam Nojorono.
Berbekal warisan prinsip leluhur, Nojorono membekali core values bagi seluruh jajaran pemangku kepentingan dalam bekerja. Terdapat lima nilai utama F.A.I.T.H yang kesemuanya diadaptasi dari karakter Krishna muda. Fraternity, semangat kekeluargaan dalam menjaga keharmonisan dalam persaudaraan untuk saling bersinergi. Accountability, bertanggung jawab melayani sepenuh hati dan integritas. Innovation, mendorong adanya inovasi dan kreativitas dengan semangat peningkatan dan penyertaan tiada henti. Trustworthy, dipercaya, saling hormat, sopan dan mempunyai motivasi yang tinggi. High Performance, terus mengejar kinerja yang tinggi demi terciptanya pertumbuhan dan profitabilitas yang berkelanjutan.(*)