Medan (Pelita Batak):
Sebagai daerah yang memiliki 14 juta lebih penduduk, ketersediaan darah yang juga cukup besar
untuk menjaga kebutuhan transfusi darah.Palang Merah Indonesia
(PMI) turut bertugas untuk memenuhi ketersediaan darah bahkan skala nasional.
Tahun 2021, PMI telah memenuhi 85 persen kebutuhan darah nasional. Tercatat
3.140.410 kantong darah didonasikan masyarakat melalui PMI dan 103 ribu kantong
plasma konvalesen disediakan di 48 unit donor darah. Sebanyak 3,14 juta lebih
kantong darah dalam bentukwhole blooditu kemudian dipisahkan menjadi komponen
darahpacked red cell(PRC), trombosit, danfresh frozen plasma(FFP) sehingga menjadi sekitar 4.6 juta persediaan.
Adapun 15 persen stok darah dipenuhi oleh sejumlah rumah sakit yang sudah
memiliki unit transfusi darah.
Tidak dipungkiri, cara
pengumpulan darah melalui donor darah yang kerpa digelar oleh PMI dengan menjalin
Kerjasama ke berbagai kelompok masyarakat adalah cara yang dipakai hingga hari
ini. “Darah yang didonorkan setelah melalui proses donor hingga lolos secara
uji Kesehatan akan bertahan dalam satu bulan penyimpanan, setelah itu tidak
bisa digunakan lagi,” kata Ketua Bidang Pelayanan Darah PMI Sumut Dr. dr. Horas
Rajagukguk, SpB.,FINACS saat diskusi dengan PelitaBatak.com, Jumat
(18/11/2022).
Dokter yang dikenal dengan jiwa sosialnya ini mengatakan,
PMI terus bersosialisasi untuk mengajak seluruh masyarakat mau mendonorkan
darahnya. “Donor darah bukan hanya bermanfaat bagi orang lain, tapi juga
bermanfaat bagi diri sipendonor. Sel darah akan terus diproduksi, Sehingga sel
darah yang baru yang akan tinggal di dalam tubuh pendonor,” ujarnya.
Dijelaskannya, mengingat kebutuhan akan darah saat
proses transfusi darah adalah sangat fatal, Sehingga sangat penting jaminan
ketersediaan darah. “Dengan cara penyimpanan yang telah dilakukan selama ini,
resikonya adalah stok hanya bertahan dalam satu bulan. Sehingga terpikir untuk
membentuk komunitas pendonor yang sukarela mendonorkan darahnya saat
dibutuhkan,” ujarnya.
Atas dasar itu, Dr. dr. Horas membentuk Komunitas
Pendonor Darah Sukarela Indonesia (KPDSI) yang dimulai pada pertengahan
November 2022. Konsepnya, orang-orang yang dinyatakan sehat secara medis dan
darahnya layak untuk didonorkan dihimpun dalam komunitas yang bisa dihubungi
setiap saat dan bersedia mendonorkan darahnya. “Nanti kita buat kartu keanggotaannya,
sehingga saat ada permintaan, akan langsung dilayani dengan darah tanpa melalui
penyimpanan lagi,” ujarnya.
Hingga saat ini, tambah Horas di Kota Medan sendiri
sudah ada sekitar 20 orang yang menyatakan bergabung dengan kominitas ini. “Mereka
memang benar-benar peduli dengan Gerakan kita ini,” ujarnya.
Dr. dr. Horas pun mengisahkan kerap sejumlah pasien
yang membutuhkan transfusi darah kesulitan mendapatkan darah karena keluarga
sendiri tidak mau membantunya. “Bagaimanalah orang lain mau mendonorkan darah
kepada keluarga kita, kita saja tidak mau mendonor,” ujarnya.
Meski demikian, lewat wadah PMI menurut Dr. dr. Horas,
terus berupaya untuk mengajak masyarakat mau mendonorkan darahnya.
“Saat ini, saya sedang mencari dukungan untuk membuat
sistem database yang lebih modern, agar data para pendonor bisa diupdate secara
online,” ujarnya. (TAp)