Ketua Umum PGI dan Marim Purba Bahas Natal Nasional Doloksanggul di Radio Pelita Batak

Administrator Administrator
Ketua Umum PGI dan Marim Purba Bahas Natal Nasional Doloksanggul di Radio Pelita Batak
R2
Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) Pdt Dr Henriette Tabita Hutabarat Lebang dan Wakil Ketua Panitia Marim Purba, memberikan penjelasan khusus mengenai persiapan teknis serta tema Natal dalam acara Talk Show, di Radio Pelita Batak 94,6 FM
Doloksanggul(Pelita Batak): Beberapa jam menjelang Perayaan Natal Nasional di Doloksanggul, Kabupaten Humbahas, Sumatera Utara, Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) Pdt Dr Henriette Tabita Hutabarat Lebang dan Wakil Ketua Panitia Marim Purba, memberikan penjelasan khusus mengenai persiapan teknis serta tema Natal dalam acara Talk Show, di Radio Pelita Batak 94,6 FM, Minggu 25 Desember 2016, sekitar pukul 20.00 WIB.

 

Marim Purba menjelaskan acara akan dimulai hari ini, Senin 26 Desember 2016 pada pukul 11.00, dimulai ibadah dan diteruskan dengan acara perayaan yang diisi hiburan dari artis-artis ibukota. " Warga silakan datang beramai-ramai, dan tidak harus memiliki undangan. Tidak harus memakai ID Card panitia, semua bisa menghadiri. Ini adalah Natal rakyat,"ujarnya.

 

Menurut Marim, persiapan panitia sudah rampung dan tinggal pelaksanaan. Pada H-1, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang juga Ketua Umum Panitia Natal Nasional meninjau lokasi dan mengecek persiapan. "Keamanan ditangani Polri dan TNI, dibantu petugas Satpol PP yang akan memandu warga yang bakal datang berbagai kabupaten kota ke Natal Nasional ini,"jelasnya.

 

Pdt Dr Henriette Tabita Hutabarat Lebang menjelaskan setiap merayakan Natal hati kita dipenuhi rasa syukur dan sukacita. Allah berkenan turun ke dunia, masuk ke dalam hiruk-pikuk kehidupan kita. Allah bertindak memperbaiki situasi hidup umat-Nya. Berita sukacita itulah yang diserukan oleh Malaikat: "Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud" (Luk 2:11). Belarasa Allah itu mendorong kita untuk melakukan hal yang sama sebagaimana Dia lakukan. Inilah semangat atau spiritualitas inkarnasi.

 

Keikutsertaan kita pada belarasa Allah itu dapat kita wujudkan melalui upaya untuk menyikapi masalah-masalah kebangsaan yang sudah menahun. Dalam perjuangan mengatasi masalah-masalah seperti itu, kehadiran Juruselamat di dunia ini memberi kekuatan bagi kita. Penyertaan-Nya menumbuhkan sukacita dan harapan kita dalam mengusahakan hidup bersama yang lebih baik. Oleh karena itu, kita merayakan Natal sambil berharap dapat menimba inspirasi, kekuatan dan semangat baru bagi pelayanan dan kesaksian hidup, serta memberi dorongan untuk lebih berbakti dan taat kepada Allah dalam setiap pilihan hidup.

 

Kita akan segera meninggalkan tahun 2016 dan masuk tahun 2017. Ada hal-hal penting yang perlu kita renungkan bersama pada peristiwa Natal ini. Sebagai warga negara kita bersyukur bahwa upaya pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia semakin memberi harapan bagi terwujudnya keadilan dan kesejahteraan yang merata. Walaupun belum sesuai dengan harapan, kita sudah menyaksikan adanya peningkatan dan perbaikan pelayanan publik, penegakan hukum, pembangunan infrastruktur, dan peningkatan kualitas pendidikan. Kita dapat memandangnya sebagai wujud nyata sukacita iman sebagaimana diwartakan oleh malaikat kepada para gembala, “aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa” (Luk 2:10).

 

Memang harus kita akui bahwa masih ada juga segi-segi kehidupan bersama yang harus terus kita perhatikan dan perbaiki. Misalnya, kita kadang masih menghadapi kekerasan bernuansa suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA). Masalah korupsi dan pungli juga masih merajalela, bahkan tersebar dari pusat hingga daerah. Kita juga menghadapi kemiskinan yang sangat memprihatinkan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa angka kemiskinan per Maret 2016 masih sebesar 28,01 juta jiwa. 

Keprihatinan lain yang juga memerlukan perhatian dan keterlibatan kita untuk mengatasinya adalah peredaran dan pemakaian narkoba. Data Badan Narkotika Nasional (BNN) tahun 2015 memperlihatkan bahwa pengguna narkoba terus meningkat jumlahnya. Pada periode Juni hingga November 2015 terjadi penambahan sebesar 1,7 juta jiwa, dari semula 4,2 juta menjadi 5,9 juta jiwa. Semakin banyaknya pengguna narkoba itu tidak lepas dari peran produsen dan pengedar yang juga bertambah.

 

Kita juga harus bekerja keras untuk mendewasakan dan meningkatkan kualitas demokrasi. Penyelenggaraan Pemilu merupakan salah satu sarananya, seperti Pemilihan Umum Kepala Daerah serentak (Pilkada serentak) yang akan dilaksanakan tanggal 15 Februari 2017 di 101 daerah terdiri atas 7 provinsi, 76 kabupaten, dan 18 kota. Peristiwa itu akan menjadi ujian bagi partisipasi politik masyarakat dan peningkatan kualitas pelaksana serta proses penyelenggaraan pesta demokrasi tersebut. Tantangan-tantangan tersebut, sebagaimana juga masalah lainnya, harus kita hadapi. Jangan sampai persoalan-persoalan sosial dan kemanusiaan itu membuat kita merasa takut. Kepada kita, seperti kepada para gembala, malaikat yang mewartakan kelahiran Yesus mengatakan “jangan takut” (Luk 2:10).

 

"Marilah kita jadikan tantangan-tantangan tersebut kesempatan untuk mengambil prakarsa dan peran secara lebih nyata dalam menyikapi berbagai persoalan hidup bersama ini. Kita ciptakan hidup bersama yang damai dengan terus melakukan dialog. Kita lawan korupsi dan pungli dengan ikut aktif mengawasi pelaksanaan dan pemanfaatan anggaran pembangunan. Kita atasi problem kemiskinan, salah satunya dengan meningkatkan semangat berbagi. Kita lawan narkoba dengan ikut mengupayakan masyarakat yang bebas dari narkoba, khususnya dengan menjaga keluarga kita terhadap bahaya barang terlarang dan mematikan itu,"ujarnya.

 

Berkat sukacita kelahiran Yesus Kristus ini mesti disampaikan kepada sesama kita dan seluruh ciptaan. "Kita mewujudkan karya kebaikan Allah itu melalui perhatian dan kepedulian kita terhadap berbagai keprihatinan yang ada dengan aktif mengupayakan pembangunan yang berkelanjutan dan yang ramah lingkungan. Dengan demikian, perayaan kelahiran Yesus Kristus ini dapat menjadi titik tolak dan dasar bagi setiap usaha kita untuk lebih memuliakan Allah dalam langkah dan perbuatan kita,"ujarnya.(R2)

Komentar
Berita Terkini