duduk-duduk di depan rumah di pondok gede sore ini
minum kopi dan mengunyah sebungkus roti,
tiba-tiba teringat tanaman harimonting, tumbuh subur di antara semak-belukar di lahan antara Huta Namora - Simanampang, Tapanuli Utara, 55 tahun lalu
maka kupejamkan mata, kunikmati keramahan alam.
buah kecil berwarna merah-pekat itu,
sering kupetik dalam perjalanan kaki antara Tarutung -Sigotom Lobugoti, kampung halaman,
kumakan belasan biji mengganjal perut sebelum makan dan minum di Paranginan
sambil melupakan perjalanan masih jauh.
kubuka mata, kureguk lagi kopi,
dua cucuku tengah di ruang makan bersama ompung-nya,
baru saja kami bermain-main di beranda,
cucu pertama menggambar banyak objek, termasuk kura-kura yang disukainya,
cucu kedua main mobil-mobilan dengan mulut menirukan sirene.
kureguk lagi kopi,
bentuk harimonting belum juga sirna
kutulis pesan di grup whatsapp teman esema, kataku kuingat harimonting
terasa tambah sunyi.
puji syukur kepada Tuhan
dulu memberikan banyak kesempatan untuk pulang kampung dari kota penuh kenangan, penuh tawa, penuh tangis, dan penuh harapan.
kulipat tangan,
Tuhan panjangkan umur dalam kondisi sehat dan rejeki mengalir
aku ingin mengunyah harimonting di ladang luas,
aku rindu pulang.
Pondok Gede, 21/6/23.