Medan (Pelita Batak):
Tokoh masyarakat adalah tonggak dan simpul informasi di
tengah-tengah masyarakat, sehingga Bawaslu harus senantiasa dekat dan mendengar
masukan dari para tokoh ini untuk mensukseskan penyelenggaraan Pemilu 2024 yang
sudah di depan mata.
Demikian disampaikan Ketua Bawaslu Kota Medan, Payung
Harahap pada Sosialisasi Potensi Kerawanan dan Pencegahan Kerawanan Pada Pemilu
Tahun 2024, yang diikuti para tokoh masyarakat se-Kota Medan, di hotel Pardede
jalan Juanda kota Medan, Rabu (18/1/2023). Selain Ketua Bawaslu, hadir sebagai
narasumber pada sosialisasi ini, antara lain, Ricky mewakili Kabinda Sumut,
Zefrizal selaku Komisioner KPU Kota Medan dan Rasyid Nasution dari Kesbangpol
Kota Medan.
Payung Harahap mengemukakan bahwa salahsatu pandangan yang
perlu disosialisasikan luas ke masyarakat antara lain terkait penegakan hukum
terhadap pelaku politik uang.
"Kenapa orang yang memberikan amplop saat kampanye
tidak langsung ditangkap oleh Bawaslu?" tanya Payung, menggugah perhatian
peserta.
Ketua Bawaslu lalu menjelaskan bahwa aturan dan
perundang-undangan yang ada, yang membatasi kewenangan Bawaslu untuk itu.
"Banyak masyarakat yang masih belum paham sehingga
banyak bersuara mengecam Bawaslu. Padahal Bawaslu adalah pengawas yang tunduk
pada aturan dan perundang-undangan. Tidak bisa misalnya, kami melakukan
undercover untuk mengungkap praktik politik uang," ungkap Payung.
Sebagai narasumber pertama, Rasyid Nasution mengingatkan
kepada para tokoh masyarakat yang hadir bahwa kekondusifan dan keamanan di kota
Medan adalah tanggungjawab bersama selaku warga kota ini.
Sementara Zefrizal meminta para tokoh masyarakat untuk mendukung
pelaksanaan coklit yang akan segera dilakukan oleh Pantarlih ke tengah-tengah
masyarakat.
"Kami tidak minta dilayani, cuma direspon lah dengan
baik bila petugas coklit mengetuk pintu bapak ibu. Kalau pun tidak bisa masuk
hingga teras rumah, minimal temui lah di pagar. Ini semua demi keakuratan
daftar pemilih," ujar Zefrizal.
Ricky, Perwakilan Binda Sumut dalam pemaparannya, pada
intinya menyampaikan bahwa sosialisasi dan edukasi masyarakat melalui para
tokoh adalah sesuatu yang harus dilaksanakan demi suksesnya Pemilu 2024.
Salahsatu poin penting yang diharapkan disosialisasikan para tokoh masyarakat
adalah pencegahan hoax.
"Tokoh masyarakat diharapkan dapat melaksanakan dan
menyampaikan 'saring sebelum sharing' agar berita hoax yang berpotensi menimbulkan
kerawanan dapat dicegah sedini mungkin," ungkapnya.
Sosialisasi berjalan dengan lancar, peserta antusias
mengikuti pemaparan para narasumber. Alexander Tarigan, tokoh masyarakat dari
kecamatan Medan Tuntungan menyampaikan bahwa secara umum masyarakat di bawah
saat ini sudah semakin cerdas. "Ini mungkin berkat gencarnya sosialisasi
dari lembaga - lembaga terkait. Namun demikian kami perlu menyampaikan adanya
potensi kerawanan
Asmudi Lubis, tokoh masyarakat kecamatan Medan Tembung,
meminta penegasan dari Bawaslu dan KPU tentang delik pelanggaran politik uang.
"Namanya kan orang memberi, tidak suruh memilih. Namanya juga dikasih
rezeki masa awak tolak? Tuhan pun marah kalau menolak rezeki," katanya.
A. Pasaribu, dari kelurahan Sicanang Medan Belawan menyampaikan
potensi kerawanan atas keterlibatan kepala lingkungan (Kepling) sebagai
penyelenggara pemilu, dimana saat akan menjadi Kepling yang bersangkutan banyak
dibantu oleh politikus, sehingga dikhawatirkan akan melakukan politik balas
budi pada Pemilu nanti.(*)