Penerima Kalpataru Terabaikan Saat Event Pesona Danau Toba

Administrator Administrator
Penerima Kalpataru Terabaikan Saat Event Pesona Danau Toba
Istimewa
Tokoh penggiat lingkungan Tobasa. Marandus Sirait sang penerima Kalpataru.
Pelita Batak:

Meski telah menyandang penerima kalaptaru hingga dua kali dari pemerintah, tokoh lingkungan di Bumi Tapanuli, Marandus Sirait tak mendapat undangan atau dilibatkan dalam kunjungan Presiden, Wakil Presiden maupun Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LKH) dalam agenda kerja Pesona Danau Toba, Sumut.

 

Seperti halnya kunjungan kerja Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar pada hari ini (Jumat, 19 Agustus 2016), ke Kabupaten Tobasamosir (Tobasa), tokoh lingkungan penerima penghargaan Kapataru merasa kecewa karena tak dilibatkan dalam penanaman sekaligus pelestarian pinggiran kawasan Danau Toba. Ia merasa kecewa dengan Dinas Kehutanan Tobasamosir (Tobasa) atas hal itu.

 

Maradus Sirait merasa Pemerintah Kabupaten Tobasa melalui Dinas Kehutanan tidak pernah memberitahu atau mengundang dirinya dalam kegiatan lingkungan. Seakan-akan dirinya 'disembunyikan' oleh pemerintah, padahal Marandus Sirait tercatat sebagai penerima Kalpataru yang berasal dari Tobasa, Sumut, yang berhasil menggiatkan program pelestarian lingkungan dalam menciptakan Taman Eden, sebagai objek agrowisata seluas 45 hektar.

 

"Ada apa Pemerintah Tobasa melalui Dinas Kehutanan tidak melibatkan dirinya dalam agenda Pemerintah Pusat. Saya merupakan penerima penghargaan Kalpataru asal Tobasa yang diserahkan langsung oleh masa Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY). Apakah Dinas Kehutanan takut dengan dibuka boroknya kepada pemerintah pusat?" cetus Marandus, Jumat (19/8/2016), yang ditemui awak media di lokasi Taman Eden.

 

Ia menilai, tidak dilibatkan dirinya dalam kegiatan lingkungan di Tobasa kini menjadi pertanyaan besar. "Kenapa saya tak dilibatkan sebagai penggiat lingkungan yang berasal dari Tobasa yang seharusnya menjadi kebanggaan pemerintah Tobasa sebagai penerima Kapataru dua kali yang diberikan oleh Presiden. Pertanyaan ini yang belum terjawabkan hingga sekarang," ucapnya.

 

Marandus Sirait berharap, program pelestarian lingkungan Danau Toba yang dicanangan Pusat tidak hanya sebagai seremonial saja, tapi yang diharapkan hasilnya.

 

Mengapa demikian? Pohon yang ditanam jika tidak dirawat maka akan sia-sia. Hasilnya juga pasti tidak ada. "Lemahnya program pelestarian lingkungan selama ini dikarena tidak diperhatikannya perawatan. Pohon yang ditanam jika tidak dijaga maka tak akan hasilnya. Itu hanya sia-sia dan membuang anggaran saja," katanya.

 

Kunci dari melestarikan lingkungan adalah bagaimana kita melakukan perawatan secara serius. "Merawat lebih baik dari pada menanam. Inilah yang harusnya menjadi keseriusan pemerintah maupun masyarakat," katanya.

 

(TAp/rel)

 

Komentar
Berita Terkini