Natal Nasional di Humbahas, Gubernur : Pertahankan Suasana Damai, Aman Dalam Persaudaraan

Administrator Administrator
Natal Nasional di Humbahas, Gubernur : Pertahankan Suasana Damai, Aman Dalam Persaudaraan
Ist|PelitaBatak
Menteri Koordinator Maritim Luhut B Panjaitan, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Gubernur Sumatera Utara H T Erry Nuradi menyerahkan bantuan kepada perwakilan pelajar dan sekolah/pesantren dalam rangkaian Perayaan Natal Nasional Republik Indone

Doloksanggul (Pelita Batak) :
Perayaan Natal Nasional Republik Indonesia 2016 di Kabupaten Humbang Hasundutan, Senin (26/12/2016) berlangsung khidmat. Acara yang dihadiri Menteri Koordinator Maritim Luhut B Panjaitan, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, dan Gubernur Sumatera Utara HT Erry Nuradi diikuti oleh belasan ribu jemaat kristiani dari berbagai daerah di Sumut.

Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) HT Erry Nuradi mengapresiasi perayaan Natal Nasional yang dilaksanakan di pelataran Kantor Bupati yang berada di Bukit Inspirasi, Dolok Sanggul Humbang Hasundutan. Gubernur mengatakan perayaan Natal Nasional yang digelar adalah upaya untuk meningkatkan ketakqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga kita mampu merefleksikan dan mengimplementasikan makna natal dalam kehidupan dan lingkungan masing-masing.

Gubernur dalam kesempatan itu mengajak umat kristiani untuk berjuang mengupayakan dan mempertahankan suasana damai, aman dan penuh persaudaraan. Karena suasana damai dan aman adalah modal yang sangat penting dalam membangun dan memajukan kehidupan bangsa, khususnya Sumatera Utara.

“Oleh karena itu, saya mengajak seluruh umat kristiani Sumut untuk ikut menciptakan suasana yang kondusif. Karena suasana kondusif Sumut perlu terus dijaga dan dirawat oleh segenap komponen masyarakat,” ujar Gubsu Erry.

Hal ini dianggap penting jika kita ingin membangun kemandirian daerah sebagai pilar kekuatan bangsa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat. “Saya percaya perayaan natal yang kita lakukan pada hari ini bukan hanya sebuah tradisi yang setiap tahunnya harus dilaksanakan, tetapi lebih dari itu harus ada makna yang bisa dipetik dalam kegiatan spritual untuk bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” tandas Erry.

Natal adalah perwujudan hidup sederhana dalam kedamaian. Natal adalah perwujudan kasih antar sesama yang menjadi pondasi bagi terciptanya rasa persatuan dan kesatuan. Dengan itu, Erry mengatakan esensi natal adalah bagaimana mewujudkan kasih terhadap sesama melalui aktualisasi kesederhanaan dalam semua aspek kehidupan guna tetap tegaknya negara kesatuan Republik Indonesia yang kita cinta ini.

Melalui esensi inilah diharapkan, seluruh umat kristiani untuk senantiasa mampu meningkatkan iman dan ketaqwaan sehingga pada gilirannya akan menghasilkan kekuatan rohani yang besar dan menyegarkan kembali gairah umatnya dalam berkarya mewujudkan pembagunan mental dan spritual sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan manusia seutuhnya.

Sementara Luhut B Panjaitan menghimbau kepada warga Sumut khususnya wara Batak agar tidak terpecah-pecah. Kita harus menjauhkan diri dari kesombongan, mari membawa kerendahan hati, bekerja mengabdi diri pada bangsa dan negara. “Kita jaga persatuan, hal ini sangat penting agar tidak terpecah-pecah. Pemuka agama bisa menjadi contoh mewujudkan persatuan,” kata Luhut.

Pemerintah menurut Luhut sudah berupaya melaksanakan program yang baik, misalnya dana desa yang dibagikan bagi seluruh desa di Indonesia yang jumlahnya mencapai 74 ribu desa. “Tahun ini dibagi sekitar Rp 1,2 m  per desa, tahun depan 1,7 dan tahun berikutnya 2,3 m. Untuk itu pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dikedepankan. Masyarakat perlu berperan serta untuk memanfaatkan dana desa untuk pertumbuhan ekonomi, ujar Luhut.

Pemerintah menurutnya sudah bekerja keras. Meski kondisi perekonomian global saat ini sedang tidak baik, namun Indonesia masih bisa tumbuh. “Kita tumbuh 5,1-5,2 persen, terdepan diantara negara-negara yang masih tumbuh. Tidak ada negara lain yang bisa steady dalam keadaan ekonomi,” tegas Luhut. Bagaimana Indonesia tetap tumbuh, menurut Luhut diantaranya karena pemerintah tegas tidak memperbolehkan ekspor raw material. “Sulteng bisa tumbuh 15,7%, sebelumnya tidak pernah mencapai itu,” ujarnya.

Koefisien gini juga mengalami penurunan dari 0,41 menjadi 0,39 yang artinya kesenjangan ekonomi menurun dan kemiskinan di pedesaan semakin menurun. Pemerintah katanya tidak lagi jawa sentris melainkan membangun dari seluruh Indonesia.(TAp)

 
 

Komentar
Berita Terkini