Kelompok Pakar Dorong Keterpaduan Stakeholder Wujudkan Kaldera Toba Jadi Global Geopark di 2017

Administrator Administrator
Kelompok Pakar Dorong Keterpaduan Stakeholder Wujudkan Kaldera Toba Jadi Global Geopark di 2017
Ist|PelitaBatak
Dr RE Nainggolan,MM Ketua Kelompok Pakar Geopark Kaldera Toba

Medan (Pelita Batak) :
Kelompok Pakar Geopark Kaldera Toba mengapresiasi Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba (BP-GKT) yang melakukan berbagai upaya terus berbenah ditengah keterbatasan. Pun penundaan pengusulan kembali Kaldera Toba ke Unesco di tahun 2016, yang juga disarankan untuk lebih mematangkan kesiapan di lapangan.

“Mengapresiasi Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba yang dibentuk gubernur, yang dengan segala upaya yang dilakukan selama ini, meski ditengah segala keterbatasan. Kita mengapresiasi Pemerintah Pusat dan provinsi atas penundaan pengusulan kaldera toba menjadi GGN Unesco tahun 2016, sebagaimana rekomendasi yang telah kita sampaikan sesuai hasil pertemuan 28 November 2016, agar pengusulan kembali Kaldera Toba ke Unesco ditunda hingga 2017,” ujar Dr RE Nainggolan MM sebagai Ketua Kelompok Pakar Geopark Kaldera Toba, saat menyampaikan refleksi akhir tahun 2016, Rabu (28/12/2016).

Karena menurutnya, jika pengusulan kembali Geopark Kaldera Toba ke Unesco dipaksakan di tahun 2016 akan berakibat fatal. “Kami sangat khawatir jika itu dijadikan (Pengusulan kembali ke Unesco,red), maka Kaldera Toba akan kehilangan kesempatan untuk kedua kali. Akan memperoleh malu yang kedua kali,” ujarnya sembari menjelaskan bahwa pada kenyataanya perbaikan di kawasan Danau Toba sebagaimana rekomendasi dari Natural Science Sector Division of Ecological and Earth Sciences GGN UNESCO belum terlaksana dengan baik.

Dijelaskannya, adapun rekomendasi dimaksud yaitu; 1). Program pendidikan terpadu untuk masing-masing geo-area, dan program pendidikan yang memadukan 4 pendidikan regional di bawah tema ‘supervulcano’ geopark. Program pendidikan ini harus diimplementasikan, tidak hanya berupa laporan. Harus ada informasi–informasi dan display pada Pusat Informasi Geopark yang baru. Tema ‘supervulcano’ geopark harus diintegrasikan dengan materi-materi  pendidikan. Situs mana yang menjadi geosite penting harus diidentifikasi untuk menjelaskan cerita ‘supervulcano’. 2). Panel edukasi pada geosite-geosite saat ini harus lebih difokuskan pada informasi tematik. Panel edukasi harus ditulis dengan tingkat pemahaman dua macam pengunjung yaitu masyarakat lokal dan turis mancanegara. Saat ini, panel informasi ditulis dengan bahasa yang ditujukan untuk audien dengan tingkat pemahaman geologi tinggi. panel informasi harus ditulis dengan bahasa yang dapat dipahami oleh pengunjung. Perlu ada keterkaitan antara geologi dan kehidupan masyarakat sehari-hari seperti pertanian. Situs-situs budaya sebagai bagian dari program pariwisata. Perlu informasi biodiversity dan keterkaitannya dengan geologi dan geomorfologi. 3). Strategi promosi dan pemasaran tertulis meliputi: website, tanda masuk ke geopark area untuk menunjukkan kepada pengunjung bahwa mereka memasuki area geopark, papan penunjuk di dalam kawasan untuk mengarahkan ke Pusat Informasi Geopark dan geosite-geosite utama, dan peta geopark yang mudah dibaca pengunjung. Promosi geopark pada pintu masuk Kota Medan. 4). Perlu waktu lebih mengembangkan strategi wisata budaya. Dan, 5). Aktivitas-aktivitas geopark harus diadakan di 4 geo-area.

Untuk itu, lanjutnya, di tahun 2017, menjadi suatu keharusan adanya keterpaduan antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota kawasan danau toba untuk menjadikan kaldera toba menjadi Global Geopark Network (GGN) Unesco. Sebagaimana yang dilakukan provinsi lain, pemerintah provinsi dan kabupaten/kotanya bersatu padu melakukan pembangunan kawasan kaldera yang akan diusulkan menjadi GGN Unesco. Jika tidak, akan mengalami hambatan dan tantangan berat. Sebelum dossier kembali diusulkan di akhir November 2017 yang akan datang.

“Hendaknyalah pemerintah provinsi dan kabupaten bersama dengan segenap DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota benar-benar untuk menampung berbagai uraian kebutuhan yang diperlukan untuk mempersiapkan kawasan ini menjadi sebuah kawasan geopark. Dengan bantuan sepenuhnya dari kementerian dan lembaga lainnya yang ada kaitannya di pusat. Seperti kementerian pariwisatam, kementerian lingkungan hidup serta kementerian dan lembaga yang lain,” jelasnya.

Sebagaimana disampaikan sebelumnya dalam rekomenasi Kelompok Pakar GKT, agar BP-GKT juga terbuka menyampaikan kondisi ril di lapangan kepada pemerintah. Sehingga, apa yang sudah terlaksana dan yang belum terlaksana bisa diketahui. Maka dengan demikian, program kerja di tahun 2017 akan semakin terinci dan upaya untuk mencapainya lebih tersistematis.

Khususnya keterlibatan pemerintah dalam mensosialisasikan kepada masyarakat, sehingga masyarakat mengerti dan turut berpartisipasi mewujudkannya. “Keterlibatan masyarakat tentu menjadi salah satu rekomendasi dari Unesco, agar masyarakat memahami serta mengerti tujuan dan maksud kawasan itu menjadi global geopark network,” ujarnya.(TAp)

 

Komentar
Berita Terkini