Jelang Peringatan Hari Ulos 17 Oktober,

Panitia Berharap Dekranasda Sumut Turut Mendukung dan Berpartisipasi Pelestarian Ulos

Administrator Administrator
 Panitia Berharap Dekranasda Sumut Turut Mendukung dan Berpartisipasi Pelestarian Ulos
Istimewa
Panitia Hari Ulos 2016 diabadikan bersama Sekretaris Dekranasda Sumut Ida Yani Pane dan wakilnya.

Medan (Pelita Batak) :
Peringatan Hari Ulos ke-2 akan diperingati 17 Oktober 2016. Panitia yang diketuai Enni Martalena Pasaribu SH meminta dukungan dari Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Sumut. Selain menargetkan 17 Oktober ditetapkan sebagai agenda kalender nasional dan mendaftarkan Ulos sebagai warisan budaya dunia di UNESCO, panitia juga menargetkan akan ada peningkatan dan pemberdayaan ekonomi kreatif para pengrajin ulos.

Peringatan hari ulos yang kedua kalinya akan dilaksanakan di Deli Room Hotel Danau Toba Internasional pada 17 Oktober mendatang. Sejumlah kegiatan akan digelar, seperti fashion show busana bermotif ulos, pameran ulos dan sejumlah kegiatan lainnya.

Demikian dipaparkan Enni didampingi Sekretaris Umum nong Hanna Simbolon ST, MM, Suryani Siahaan, Bendahara Ria Simanjuntak, dan bidang humas Adol Frian Rumaijuk saat beraudiensi ke Dekranasda Provinsi Sumut Jl Iskandar Muda Medan, Selasa (20/9/2016). Panitia diterima Sekretaris Ketua Dekranasda Ida Yani Pane didampingi wakil sekretaris Togar M Manullang.

"Peringatan pertama kali dilakukan pada tahun 2015, dan kita lakukan spontan dan swadaya para pemerhati ulos. Untuk tahun ini, kita akan lakukan lebih besar dengan harapan, akan lebih memberikan sosialisasi yang luas bagi masyarakat," kata Enni.

Dijelaskannya, sebab, pada awalnya peringatan hari ulos ini diperingati sebagai bentuk respon terhadap sertifikasi oleh pemerintah tentang ulos yang dijadikan sebagai warisan tak benda nasional pada 17 Oktober 2014 silam. "Kita akui, saat ini nilai khasanah ulos itu sendiri semakin tergerus, namun belum terlambat dengan adanya kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan ulos akan kembali menggali sejarah dan makna ulos yang sesungguhnya khususnya nilainya dari segi budaya dan seni," katanya.

Kemudian ditambahkan Suryani Siahaan, bahwa pada dasarnya kehadiran kain motif ulos yang diproduksi dengan mesin nyaris menenggelamkan ulos tenun yang diproduksi para penenun di daerah. Dengan adanya pengakuan dari pemerintah, nantinya ekonomi para penenun di daerah akan semakin baik. Sebab, panitia juga akan terus bekerja khususnya melakukan pembinaan terhadap sejumlah penenun yang masih mengikuti kaedah-kaedah pembuatan ulos sebagaimana dahulu kala.

"Jadi kegiatan ini bukan hanya untuk seremonial saja, kita akan upayan berdampak kepada peningkatan traf ekonomi penenun ulos," ujarnya.

Untuk itulah, kini panitia dan penggiat lainnya terus menggali metode untuk mengembalikan harkat para penenun. Minggu lalu, dilakukan penanaman bahan baku tenunan seperti tanaman sumber pewarnaan. "Jadi semuanya kita lakukan, dan kedepan akan terus berlanjut," ujarnya.

Kemudian Ria Simanjuntak mengharapkan agar kiranya Pemerintah Provinsi Sumut melalui Dekranasda Provinsi yang diketuai Ny Evi Diana Tengku Erry memberikan perhatian dan dukungan. "Dukungan dari pemerintah sangat kita butuhkan. Saat ini panitia masih terus berkoordinasi dengan semua pihak, termasuk di pemerintah pusat," katanya.

Sebab, pada 24 Agustus yang lalu selain pelaksanaan seminar tentang Ulos juga dilakukan deklarasi tim pengusulan ulos menjadi warisan budaya dunia yang terdaftar di Unesco.

Sementara itu, Ida Yani Pane selaku sekretaris Dekranasda Sumut mengatakan pada prinsipnya pihaknya mendukung kegiatan tersebut. "Nanti akan kita laporkan kepada ibu ketua. Sebagaimana awalnya, pertemuan ini juga sepengetahuan beliau," katanya.

Togar M Manullang juga menambahkan, pada masa Gubernur Rudolf Pardede, Ketua Dekranasda telah membuat sentra penenun di kantor Dekranasda Sumut. Namun di era gubernur selanjutnya, ketua Dekranasda-nya kurang memberikan perhatian. "Selain bahan baku yang sulit, akhirnya ditutup," ujarnya sembari menyampaikan dalam waktu dekat akan kembali dibuka. (TAp/rel)

Komentar
Berita Terkini