Medan (Pelita Batak) :
Perayaan Natal strategis dalam menciptakan suasana teduh dan damai di tengah berbagai perbedaan. Natal menjadi momentum untuk penguatan persaudaraan sesama anak bangsa dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan.
"Meski berbeda-beda, kita tetap satu. Damai itu indah dan damai dalam perbedaan harus terjaga utuh," tandas Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) HT Erry Nuradi, pada Perayaan Natal Oikumene Umat Kristiani Provinsi Sumatera Utara di Stadion Teladan Medan (30/12/2016).
Hadir dalam kesempatan itu ribuan umat kristiana dari berbagai daerah di Sumatera Utara. Perayaan Natal tersebut dihadiri Menteri Hukum dan HAM DR Yasonna Laoly, MSc, para pendeta seluruh gereja se Sumatera Utara, Uskup Agung Medan dan undangan lainnya.
Gubernur dalam kesempatan itu mengajak umat kristiani untuk tidak lelah menebar kasih, mempertahankan suasana damai, aman dan penuh persaudaraan. Karena suasana damai dan aman menurut Erry merupakan modal utama dalam membangun dan memajukan kehidupan bangsa, khususnya Sumatera Utara. “Oleh karena itu, saya mengajak seluruh umat kristiani Sumut untuk ikut menciptakan suasana yang damai, aman kondusif,” ujarnya.
Suasana kondusif tersebut menurut Gubsu menjadi prasyarat apabila Sumatera Utara ingin membangun kemandirian daerah sebagai pilar kekuatan bangsa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kembali Gubsu mengimbau kepada masyarakat Sumatera Utara khususnya umat kristiani yang sedang melaksanakan Natal Oikumene untuk tetap menjaga Persatuan dan Kesatuan.
Gubernur juga mengatakan bahwa Natal merupakan suatu suka cita, jangan hanya sebagai rutinitas belaka harus menjadi dorongan yang kuat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. “Saya percaya perayaan natal yang kita lakukan pada hari ini bukan hanya sebuah tradisi yang setiap tahunnya harus dilaksanakan, tetapi lebih dari itu harus ada makna yang bisa dipetik dalam kegiatan spritual untuk bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Perayaan Natal juga upaya untuk meningkatkan ketakqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga kita mampu merefleksikan dan mengimplementasikan makna natal dalam kehidupan dan lingkungan masing-masing.
Sebelumnya Ketua Umum Panitia Perayaan Natal Oikumene Umat Kristiani Provinsi Sumatera Utara Parlindungan Purba, SH, MM menjelaskan bahwa thema Natal adalah Hari ini telah lahir bagimu juru selamat, yaitu Kristus Tuhan di Kota Daud (Luk 2 :11) dengan sub thema Dalam Damai dan Sukacita Natal kita Membangun Persaudaraan Sejati dan Perdamaian Lestari.
Menurut Parlindungan Purba agar umat kristiani dapat menggali makna dan membawa pesan damai natal dalam hidup kita sehari-hari.
Pada Perayaan Natal Oikumene tersebut Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) DR Maratua Simanjuntak mengatakan bahwa perbedaan agama merupakan Takdir Tuhan Yang Maha Esa, jadikan perbedaan menjadi Kerukunan sesuai dengan Sub Thema Natal Oikumene.
Menurutnya kesulitan umat beragama di Provinsi Sumatera Utara merupakan kerjasama masyarakat dan Pemerintah serta FKUB bahkan TNI dan POLRI.
Selain itu Tokoh masyarakat Kristen DR RE Nainggolan MM mengatakan bahwa asal usul manusia adalah dari Adam dan Eva (Hawa) dan dasarnya adalah saudara sejati yang memimpikan kedamaian.
Sementara Ketua DPRD Provsu H Wagirin Arman, S.Sos dalam kesempatan itu menyampaikan himbauan agar setiap agama tidak memamerkan agama masing-masing. "Biarlah Tuhan yang menilai semua karena kebanggaan merupakan kebanggan kita semua," katanya.
Pada kesempatan tersebut Ketua Forum Komunikasi dan Konsultasi Gerejawi Sumatera Utara (FKKGSU) DR Jamilin Sirait mengatakan bahwa perdamaian dimulai dari keluarga dan keluarga membawa ke masyarakat sehingga akan menghilangkan kegelapan.Menurutnya kedamaian melahirkan saling kesetiaan pada Tuhan dan kasih mengasihi serta dapat mengampuni orang lain. Dia juga mengimbau masyarakat sumatera Utara agar tetap mempertahankan patron Sumatera Utara sebagai patron Kerukunan Umat Beragama di Indonesia.(TAp)