Nikson Silalahi, Membangun Kabupaten Dairi Lewat Pendidikan

Administrator Administrator
Nikson Silalahi, Membangun Kabupaten Dairi Lewat Pendidikan
Ist
Nikson Silalahi

Medan (Pelita Batak): Sebagai anak dari seorang petani, Nikson Silalahi yang lahir dan besar di Parongil/Dairi merupakan anak kampung tulen. Dia penggemar olahraga bola kaki dan bulu tangkis yang kerap dia lakukan sepulang sekolah. Namun, Nikson yang sekarang menjabat Bendahara Umum di Badan Usaha (BU) HKBP, mengaku selalu menomorsatukan pekerjaan yang disuruh orangtuanya sepulang sekolah, setelah itu baru bisa bermain bola atau bulu tangkis bersama teman-temannya. 

 

Prestasi akademiknya terbilang cemerlang. Sejak Sekolah Dasar (SD) hingga tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), predikat juara umum selalu diraihnya. Bahkan, kenangnya, sewaktu SMA, dia pernah mewakili Provinsi Sumut untuk mengikuti acara penerima beasiswa SMA tingkat nasional ke Jakarta. 

 

Nikson sewaktu kecil pada tahun 70-an tidak dipersiapkan oleh orangtuanya menjadi pengusaha, namun, sudah terlihat menonjol diantara teman-teman seumurnya terutama dalam urusan hitung menghitung atau pelajaran yang berbau angka-angka. Maka setamat dari SMAN 1 Silima Pungga-Pungga, Kabupaten Dairi, dia pun melanjutkan pendidikan ke jurusan Teknik Sipil di Universitas Sumatera Utara (USU), Medan. 

 

Cita-cita menjadi pengusaha tidak ada dalam benaknya waktu itu. Lulus dari USU, dia mulai mengadu keberuntungan di ibukota metropolitan Jakarta. Selama 6 bulan, dia pernah menjadi karyawan di salah satu perusahaan konstruksi. Pengalamannya menjadi karyawan membuat pikiran dan semangatnya menjadi dewasa dan berprinsip. Dia selalu berprinsip, kalau orang lain bisa, saya juga pasti bisa. Kalau bos ku sewaktu saya karyawan bisa, berarti saya juga bisa. Untuk menambah kemampuannya kelak dalam berbisnis dan berkomunikasi, dia pun melanjutkan pendidikan S-2 Jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta. Akhirnya, doktrin tadi selalu melekat kuat dalam memori Nikson hingga dewasa. Berkat doktrin itu pula, Nikson sekarang berhasil membangun bisnis dengan nama NIKS Group, yang merupakan singkatan dari Niat, Iman, Kerja dan Sukses. 

 

Membangun bisnis bukan tidak ada hambatan dia alami. Namun, setelah melewati dan mengatasi kondisi sulit itu, dia mampu mengembangkan sayap NIKS Group. Kegemarannya dalam membaca buku, mendorongnya membuka perusahaan media yang dikenal dengan tabloid Sumut Invest. Kesukaannya dalam menyanyi, membuat Nikson mendirikan production house atau Niks Production.

Dan dalam 3 tahun terakhir ini, dia lebih aktif di kegiatan sosial terutama setelah mendirikan yayasan yang dia dirikan 3 tahun silam yaitu Yayasan Nikson Silalahi Parongil (NSP) yang bergerak di bidang pendidikan, sosial dan keagamaan.Perwakilan Yayasan NSP ini, saat ini, sudah ada di 15 kecamatan di Kabupaten Dairi.

 

Di Yayasan NSP ini, dia telah mendirikan 3 rumah pintar di 3 kecamatan di Kabupaten Dairi yaitu di Parongil di kampung halamannya di Kecamatan Silima Pungga-Pungga, lalu di Kecamatan Tanah Pinem dan Silahi Sabungan. Di rumah pintar ini, dia memberikan les bahasa Inggris gratis kepada anak-anak SMP dan SMA dan khusus untuk anak-anak SD, dia memberikan beasiswa kepada juara-juara SD se-Kecamatan. Beasiswa ini sudah berjalan di Kecamatan Silima Pungga-Pungga dan Silahi Sabungan.

Mengapa pendidikan bahasa Inggris? Karena menurutnya, hanya melalui pendidikanlah terutama dalam penguasaan berbahasa Inggris, generasi muda ini kelak dapat memperbaiki harkat dan martabatnya.

 

Tak hanya itu, kerjasama kepada kelompok-kelompok tani (poktan), dia bina melalui pemberian bibit pohan dan buah yang mereka butuhkan.  "Niat saya hanya mau manggarar utang ke kampung halaman dan saya berharap apa yang saya lakukan ini dapat dilakukan oleh anak rantau lainnya di mana pun berada untuk kampung halamannya. Saya mengajak untuk Rap Tapature Huta-Ta (#RTH)."

 

Penggemblengan dan bakat Nikson untuk menjadi seorang pengusaha tidak hanya diperoleh dari dunia usaha semata atau melalui dunia pendidikan formal yang dia peroleh. Namun, di balik itu semua, ternyata Nikson mempunyai kelebihan lain yang mampu ia lakukan guna menunjang perjalanan bisnisnya ke depan. Di antaranya adalah kesukaannya di dunia organisasi.

Nikson yang pernah menerima Award dari Tedja Bhakti Buana UMB sebagai Alumni Inspiratif pada 2015 adalah pemuda yang menyukai tantangan dan mampu beradaptasi dengan siapapun, dimanapun berada. Dengan bekal itulah maka sejak di bangku sekolah, dia sudah aktif di berbagai perkumpulan dan organisasi.

 

Di antara pelajaran yang dia dapat dari kegiatan seperti itu menurutnya adalah bagaimana cara menghormati orang yang lebih tua daripada dirinya, serta mampu membiasakan sikap disiplin dalam kehidupan pribadinya. Sejak kecil hingga berusia 41 tahun, dia sudah berjuang dan berhasil membangun bisnis. Bahkan, dibanding dengan kehidupannya waktu kecil yang sangat susah, capaian Nikson dalam berbisnis saat ini, menurutnya sudah sangat luar biasa berkembang. 

 

Kini dia bertekad untuk mengabdi. "Jadi dalam hidup saya sekarang, saya lebih berpikir bagaimana banyak berbuat kepada negeri ini, terutama ke kampung halaman saya di Parongil atau di Kabupaten Dairi. Saya lebih banyak mengharap bahwa mudah-mudahan beberapa tahun ke depan bisa lebih banyak bekerja untuk bangsa dan negara ini serta agama sehingga manfaatnya bisa dirasakan lagi kepada generasi selanjutnya," ujar Wakil Ketua Kadin Jakarta Pusat ini. 

 

Kepada semua tim kerjanya, Nikson selalu mengingatkan filosofi hidup yang dianutnya, yakni bekerja keras, belajar terus menerus dan berdoa. Filosofi ini selalu ditanamkan dan dilakoni dalam setiap detik dan gerak kehidupannya. Itulah kunci utama keberhasilannya mengasah berlian (talenta) dalam dirinya sehingga mencapai sukses, baik dalam membangun usaha, membina keluarga dan berguna bagi agama, masyarakat, bangsa dan negara.

 

Dia sangat mengandalkan bekal yang diterima dari orang tuanya waktu kecil, bahwa segala sesuatu yang ingin kita capai adalah kehendak Tuhan, kehendak Allah. Kita hanya boleh bercita-cita, boleh berniat, boleh bekerja keras tapi pada akhirnya keputusan di tangan Tuhan. Oleh karena itu, dia menyimpulkan, kita bekerja keras, kita belajar terus menerus, kita berdoa supaya lahir keputusannya dari Tuhan. Karena kita hanya sampai pada tingkat berdoa, keputusan ada di tangan Tuhan, bukan ada di tangan kita. Kalau sudah Tuhan berkehendak, tidak ada satu orang pun penghuni di dunia ini yang dapat menolaknya.

 

Atas bekal itu, pria yang aktif juga sebagai unsur pengarah unit sertifikasi badan usaha (USBU) di Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Provinsi DKI Jakarta, selalu menekankan bahwa di dalam dunia bisnis itu harus berusaha menjadi seorang pebisnis yang baik. Pertama, landasannya adalah komitmen, kedua kerja keras, dan ketiga punya keberanian dan percaya diri. Jadi kalau tidak bisa komit jangan masuk dunia bisnis, kalau juga tidak mau kerja keras jangan masuk dan tidak punya keberanian juga jangan masuk. Kenapa? Bisnis itu bagaikan perang yang tiada habis-habisnya. Nikson terbilang berhasil. Meski hal itu tidak serta-merta langsung membuatnya berpuas diri. Semua butuh perjuangan. Butuh karya nyata.

 

Kisah perjalanan panjang hidupnya dalam berkarir sebagai pengusaha tentu semuanya tidak lepas dari dukungan moril maupun spirituil keluarga yang menyayanginya. Apalagi dukungan itu diberikan sepenuhnya dari istri tercintanya Esteria Marpaung serta putra-putrinya yaitu Hizkia Jaya Silalahi dan Gracia Rose Silalahi.

 

Karena dukungan itu merupakan bahan bakar hati yang dapat memacu semangat kepala keluarga demi berbakti dan mengabdi untuk masyarakat dan negara. Begitu pun yang terjadi terhadap Sekretaris Umum (Sekum) BPC Gapensi Jakarta Pusat ini.

Dukungan itu terasa lengkap dan sempurna, karena datangnya tidak hanya dari keluarga saja. Tetapi, dukungan itu juga datang dari orangtuanya yang juga menginspirasinya.(R2)


Tag:
Berita Terkait
Komentar
Berita Terkini