Medan (Pelita Batak):
Menanggapi dampak perubahan iklim yang semakin nyata, terutama terhadap perempuan dan anak perempuan, Global Girls Creating Change (G2C2) resmi diluncurkan di Medan, Sumatera Utara. Kegiatan ini diinisiasi oleh konsorsium G2C2 Indonesia yang terdiri dari Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial, Teens Go Green Indonesia, dan Ecoxyztem, bertujuan untuk membekali perempuan muda dengan keterampilan dan kemampuan kepemimpinan yang dibutuhkan untuk menghadapi perubahan iklim sambil mengatasi ketidaksetaraan gender.
Dalam pelaksanaannya di Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Medan, implementasi program dilakukan oleh Teens Go Green Indonesia yang berkolaborasi dengan komunitas Seabolga, Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kota Medan, Rumah Kepemimpinan, dan Duta Siswa Provinsi Sumatera Utara, Paias.id, dan Laksana Muda Berdaya.
Perubahan iklim telah menyebabkan gangguan besar di seluruh dunia, memengaruhi sektor-sektor penting seperti pertanian, infrastruktur, kesehatan, dan sistem sosial. Bagi perempuan dan anak perempuan, tantangannya lebih berat. Menurut UN Women, perempuan, terutama di negara-negara berkembang, lebih rentan terhadap dampak perubahan iklim karena kehidupan mereka sangat bergantung pada sumber daya alam setempat. Ketidaksetaraan gender juga diperburuk karena perempuan dan anak perempuan sering kali bertanggung jawab untuk mengumpulkan sumber daya penting seperti air dan kayu bakar, yang membuat mereka lebih rentan terhadap kekerasan berbasis gender dan eksploitasi.
Indonesia telah mengadopsi kebijakan progresif terkait kesetaraan gender dalam penanganan perubahan iklim. Namun, implementasi yang efektif masih memerlukan peningkatan partisipasi dan kepemimpinan perempuan dalam menghadapi tantangan iklim. Program G2C2 dirancang untuk mengatasi kekurangan ini dengan memberdayakan perempuan muda agar berada di garis depan aksi iklim, mendorong perubahan yang bermakna di komunitas mereka.
Kegiatan G2C2 di Medan melibatkan 40 perempuan muda berusia 15-18 tahun dari Sumatera Utara yang akan mengikuti serangkaian pelatihan tentang aktivisme iklim, kepemimpinan, dan advokasi. Para peserta, yang dipilih berdasarkan komitmen mereka terhadap isu lingkungan dan pengalaman beraktivisme, akan mendapatkan pelatihan langsung di bidang-bidang, seperti:
Aktivisme Iklim: Merencanakan kampanye yang efektif, strategi advokasi, dan keterampilan berbicara di depan umum.
Edukasi Lingkungan: Memahami perubahan iklim, dampaknya, dan solusi yang dapat diterapkan di tingkat lokal.
Inovasi Iklim: Memahami cara memulai inisiatif atau inovasi yang akan memberikan keuntungan bagi pribadi dan Masyarakat setempat.
Muhamad Hisbullah Amrie, Project Officer G2C2 Indonesia, dalam acara peluncuran menjelaskan, melalui berbagai rangkaian pelatihan, para peserta perempuan muda ini nantinya diharapkan bisa memiliki kapasitas yang mumpuni baik dari segi pengetahuan, sikap, hingga praktik untuk mendukung aksi iklim yang setara gender dan inklusif.
“Aktivitas teman-teman pun nantinya tidak berhenti hanya di pelatihan, kami akan memilih beberapa perwakilan di antara peserta untuk mewakili suara kelompok perempuan muda Indonesia di United Nations Climate Change Conference, Conference of Parties yang ke-30 di Brazil tahun 2025. Nantinya kami akan menitipkan harapan besar kepada teman-teman muda menyuarakan isu kita bersama agar kebijakan terkait iklim serta pelibatan kelompok perempuan muda dalam merespon perubahan iklim, baik di Indonesia maupun dunia, bisa berpihak pada kelompok yang paling terdampak seperti perempuan dan kelompok disabilitas.”
Ndaru Luriadi, Project Officer Teens Go Green Indonesia menambahkan, pada akhir pelatihan, program ini bertujuan untuk memberdayakan 40 perempuan muda di Sumatera dengan keterampilan praktis untuk memimpin inisiatif iklim. Selain itu, program G2C2 juga mendorong kolaborasi di antara peserta untuk mengembangkan rencana aksi komunitas yang mengatasi masalah lingkungan setempat.
“Kami juga berharap peserta bisa membangun jaringan aktivis iklim muda yang siap mengadvokasi kebijakan dan solusi yang inklusif gender di tingkat lokal dan nasional,” tambah Ndaru.
Global Girls Creating Change (G2C2) adalah sebuah program yang bertujuan mendorong munculnya berbagai gerakan aksi iklim yang berpusat pada kepemimpinan perempuan muda, demi kebijakan dan aksi iklim yang adil dan inklusif. Program ini dilaksanakan oleh konsorsium Hivos Hub Amerika Latin, Restless Development, dan Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial di Brazil, Indonesia, Nepal, dan Uganda yang didukung penuh oleh Department of State, United State of America, Secretary’s Office of Global Women Issues. Di Indonesia sendiri, G2C2 dilaksanakan oleh Yayasan Humanis, Teens Go Green Indonesia, dan Ecoxyztem sebagai konsorsium untuk memenuhi tujuan penguatan kapasitas kelompok perempuan muda dalam aktivisme iklim, advokasi, hingga pengembangan wirausaha inovasi iklim di Sumatra Utara, Kalimantan Barat, Jabodetabek, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan.(*)