Balige (Pelita Batak):
Direktur Jenderal (Dirjen) Tata Ruang Kementerian Agraria dan Tata Ruang BPN Budi Situmorang bersama Pemkab Tobasa membahas penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Detail Desain sebagai dukungan pengembangan wilayah di Kabupaten Toba Samosir, di Aula Hotel Sere Nauli Laguboti, Rabu (1 Juni 2016).
Budi Situmorang mengatakan pengembangan Kota Balige harus dilihat dari semua kebijakan, salah satunya mengenai pusat pelayanan utama kawasan Danau Toba untuk keseluruhan. "Itu yang dijabarkan dalam kegiatan ini sesuai kondisi lapangan. Karena fisiknya secara detail sudah kita lihat, seperti Balairung Balige, pengaturan tata ruangnya belum memenuhi prosedur. Harapan kita, daerah bisnis, pemukiman, perkantoran dan pariwisata harus tertata baik. Karena konsepnya harus terintegrasi antara pusat dan Pemkab Tobasa. Dan itu nanti yang akan dijawab tata ruang ini," katanya, seperti dikutip dari hariansib.co.
Karena itu, Balige sebagai ibukota Tobasa, akan dijadikan sebagai pusat bisnis, pusat pendidikan dan pusat pariwisata. "Untuk itu kita perlu menata wilayah pariwisatanya dengan skala dunia. Dan RDTR ini nanti akan menjawabnya secara spesifik. Masa kota wisata dunia macet? Bupati sudah mengatakan akan dibuat ringroad di Balige supaya angkutan berukuran besar tidak perlu melewati kota, sehingga kota terhindar dari kemacetan," ujarnya seraya mengatakan monumen DI Panjaitan akan dijadikan sebagai grand max dan desain Balairung Balige juga akan diperbaiki.
Untuk melengkapi tata ruang ini, kata Situmorang, bukan hanya pekerjaan pusat, tetapi pekerjaan sama-sama terutama mengenai informasi. "Kabupaten Tobasa harus memberikan informasi secara jujur, jangan rekayasa," katanya.(PB2)