Putri Ayu Siswi SMAN 1 Uluan Tobasa Juara Karya Tulis Tingkat Provinsi

Administrator Administrator
Putri Ayu Siswi SMAN 1 Uluan Tobasa Juara Karya Tulis Tingkat Provinsi
Lambok Butar Butar | Pelita Batak
Putri Ayu Manurung

Tobasa (Pelita Batak):

Putri Ayu Manurung berhasil memperoleh juara 1 tingkat provinsi, siswi kelas XI IPS SMA N 1 Uluan mengusung topik "Keluarga Idaman". Prestasi ini bisa diperoleh berkat dukungan dan bimbingan Kepala Sekolah Ani Nadapdap dan guru lainnya.

"Semenjak kedatangan Kepala Sekolah Ibu Ani Nadapdap, Kepala sekolah yang membantu kami, memotivasi belajar di sekolah kami. Semenjak ada beliau kami giat belajar di dalam kelas, bercita cita yang tinggi, ingin menjadi orang yang berguna dan terpelajar, apa yang kami takutkan untuk melanjut ke perguruan tinggi karena ekonomi orangtua yang pas pas an semua di tepis oleh karena motivasi dan solusi dari beliu," ujar Putri Ayu ditemui di sekolahnya, Rabu (18/12/2019).

Tak henti-henti Putri menyampaikan ucapan terima kasih diberikan kepada Kepala Sekolah yang dikenal baik dan dekat kepada seluruh siswa nya. 

"Ya, beliau (kepsek,red)bukan hanya dekat di sekolah, namun diluar sekolah beliau sering mengunjungi tempat kediaman siswanya secara diam diam untuk mengenal siswanya lebih dekat, ketika beliau melihat ada yang perlu dibantu ibu kepsek tak segan segan mengulurkan tangan membantu siswa dari kantongnya sendiri," lanjut mereka dengan semangat bercerita tentang kepala sekolahnya Ani Nadapdap .

Perlu diketahui SMAN 1 Uluan dua tahun terakhir ini menjadi sekolah yang  saat ini dibanjiri dengan segudang prestasi, mulai dari meraih juara akademik dan non akademik diberbagai event tingkat Kabupaten hingga propinsi.

Salah satu prestasi yang diukir oleh SMAN 1 Uluan tahun ini adalah Juara 1 lomba karya tulis se Sumatera Utara .

Menurut tokoh masyarakat dan para orangtua berada di tengah desa dan kecamatan yang terpencil tidak menyurutkan semangat Kepala Sekolah Ani Nadapdap memotivasi dan membawa sekolah ini menjadi sekolah yang berprestasi, perbedaan yang amat mencolok dengan kondisi sekolah yang orangtua siswanya dari kalangan orang berada dan di penuhi dengan fasilitas yang cukup tidak menyurutkan semangat sekolah ini bangkit dan berprestasi. Jumlah siswa misalnya, sekolah yang dikota dan tidak terpencil jumlahnya bisa mencapai angka seribu orang. Namun sekarang siswa disekolah ini pesat meningkat dua kali lipat.

"Kami bangga melihat prestasi kepala sekolah Ani Nadapdap,SMAN 1Uluan ini drastis berubah, meningkat, maju secara signifikan, tidak ada lagi siswa yang kelihatan berkeliaran diluar jam belajar, tidak ada lagi siswa yang terlambat, semua siswa itu terpacu belajar nya dan sangat dekat dengan ibu kepsek, entah bagaimana cara ibu kepsek merubah mindset anak anak siswanya," katanya diwakili bapak M.Sitorus.

Terpisah saat dikonfirmasi terkait prestasi sekolah yang dipimpinnya, Kepala Sekolah SMAN 1 Uluan Ani Nadapdap Spd.,Msi mengatakan bahwa dirinya belum berbuat banyak untuk sekolah ini. Jika para pemerhati, orangtua, siswa merasakan adanya peningkatan kualitas sekolah ini Ani mengatakan bahwa itu semua kerja keras dari seluruh pihak terkait, guru, staff, siswa dan orangtua serta komite sekolah.

"Jika saya bekerja sendiri mustahil sekolah ini bisa mencapai akreditasi A yang tadinya C.Namun karena seluruh siswa, guru, staff semangat dan mau maju maka sekolah ini bisa mendapat akreditasi A . Tahun ini alumni kami lolos di PTN hampir ratusan orang,itulah kebahagiaan sendiri bagi saya mengngat lulusan sekolah ini biasanya takut melanjut karena faktor ekonomi, namun saya selalu mendorong para lulusan ini untuk tidak takut menggapai mimpinya duduk dibangku PTN," katanya.

Ditambahkannya setelah siswanya lolos PTN sekolah bisa hadir aktif memberi solusi mengatasi keterbatasan ekonomi dengan memberi rekomendasi bidik missi, mencari beasiswa lainnya.

"Di sini siswanya masih polos,jauh dari kemewahan dan fasilitas layaknya siswa dari kalangan berada, namun saya selalu mengatakan bahwa siswaku berharga, mereka bisa melebihi anak dari kalangan berada jika mereka ulet belajar. Bukan hanya murid, namun masyarakatnya juga welcome dengan masyarakat saya," sebut alumnus FKIP Unimed ini.

Sebelumnya, Ani  mengajar di SMAN 2 Balige yang berlokasi di tengah kota Balige. Bertahun mengajar di sana, lalu menerima pinangan Dinas Pendidikan untuk mengabdi di sekolah terpencil, tentu kondisinya amat berbanding terbalik.

"Paling terasa itu soal informasi. Kami posisi terjauh kerap telat dalam mendapatkan informasi yang seharusnya didapatkan, untuk itu saya melobbi internet dari kementerian beserta puluhan komputer, sekolah ini sekarang sudah memiliki komputer dan Wifi yang memadai," sebut Ani.

Untungnya kini kami ada jaringan internet cepat, bahkan 4G yang berasal dari dua provider besar. Di tahun-tahun sebelumnya, jaringan menjadi hal mahal yang sulit didapat. Dampaknya, para siswa menjadi sulit untuk mengakses beragam informasi dari luar.

Bukan hanya jaringan, kegiatan siswa pun berjalan dengan baik, siang-sore. Sekalipun sulitnya akses informasi juga membawa hal positif. Salah satunya belum terkontaminasinya siswa dengan informasi-informasi viral, yang didominasi oleh hal tidak berfaedah. Mengatasi itu saya tekankan menggunakan internet seperlunya saja.

"Pertama kali tugas ke sini, saya langsung dekat sama anak-anak. Tangan juga pegel, tiap ketemu pasti bolak-balik salim terus. Moralnya beda, mungkin belum terkontaminasi dunia luar. Karena masih dikampung meski tidak kampungan. Di sini anak anak masih mudah diarahkan, saya sering iba merasakan kasarnya telapak tangan mereka karena kerja keras membantu orangtua, namun mereka tetap saya pavu untuk tidak ketinggalan dari siswa di perkotaan dan orang berada," papar nya.

Bukan hanya itu, ada juga hal yang memotivasi Ani untuk mengabdi di sekolah ini. Yaitu hasrat untuk berkontribusi kepada siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu,karena di daerah status ekonomi para orangtua berbeda dari tempat asalnya SMAN 2 Balige.

"Alasan terkuat karena kedekatan emosional. Saya anak dari keluarga besar sepuluh bersaudara,kuliah ditengah himpitan ekonomi. Saya senang memberi sesuatu ke pedalaman. Senang bawa perkembangan yang dari Balige ke daerah terpencil. Biar dia nggak stagnan, bahwa dunia luar gini lho. Mereka hidup nggak cuma di Uluan doang, nanti ada yang kuliah ke Jakarta, atau melanjutkan ke PTN pavorit lainnya," sebut Ani.

Karenanya, sejak tiga tahun lalu siswa di pulau ini mulai banyak mengikuti perlombaan, misalnya Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), Olimpiade Sains Nasional (OSN) dan perlombaan lainnya.

"Yang membahagiakan, kami bisa menang di beberapa perlombaan seperti tari, vokal, lalu OSN Matematika,IPA. Termasuk Volly di jenjang SMA/SMK di Kabupaten  Mewakili Kabupaten Tobasa di tingkat provinsi," sebut kepsek ini.

Melihat baiknya nilai yang diraih, disdik pun pun menghibahkan bantuan ke SMAN Uluan,contohnya  siswa kelas XII tidak perlu jauh-jauh lagi pergi ke sekolah lainnya lagi saat UNBK. Fasilitas juga sudah semakin memadai.

"Lewat itulah mungkin kami nggak dipandang sebelah mata. Dengan adanya prestasi, bantuan pun ikut datang. Karena kalau dulu kan diam-diam saja (nggak ikut lomba), Bantuan makin nggak ada. Jadi target kami tahun ini memperbaiki prestasi yang sudah diraih tahun lalu," tutup Ani sumringah. (Lambok Butar Butar)

Komentar
Berita Terkini