Abang dan Adik Jadi Prajurit TNI AD, Perjuangan Sabam Parulian Manalu Bina Lewat Tinju

Administrator Administrator
Abang dan Adik Jadi Prajurit TNI AD, Perjuangan Sabam Parulian Manalu Bina Lewat Tinju
Ist | Pelita Batak
Ketua Sabam didampingi istri Saemma Romauli br Sitompul diabadikan bersama Iqbal dan Duta serta ayahnya usai upacara pembaretan di Rindam I/Bukit Barisan, Pematang Siantar, 13 Oktober 2025

Medan (Pelita Batak):

Tidak Anak Medan Namanya jika tidak pernah melalui kerasnya kehidupan, tidak mengenal usia. Dua abang beradik, Iqbal Razoky Simatupang dan Duta Fadila Simatupang, dulu hidup terlantar di jalanan, kini mereka resmi menyandang pangkat Prajurit Dua TNI Angkatan Darat setelah lulus pendidikan militer melalui jalur prestasi olahraga.

Tidak pernah bermimpi muluk-muluk, keduanya berkelana dipesisir laut Belawan, tepatnya kawasan Sicanang. Kerasnya kehidupan sejak masa kecil justru menghatarkan keduanya ke tangan yang tepat. Sabam Parulian Parsaoran Manalu atau yang akrab disapa Ketua Sabam, mengutip keduanya dari jalanan untuk dibina dan kini membuktikan bahwa latar belakang bukan penentu masa depan. Ketua Sabam, Ketua Pengprov Pertina Sumatera Utara, yang dengan kedisiplinan, ketegasan, dan kepeduliannya membina Iqbal dan Duta Bersama puluhan anak-anak di Pusdiklat Tinju yang dibangun secara swadaya di Griya Martubung, Medan Labuhan.

Sejak usia duduk di bangku SMP, Iqbal dan Duta menetap di pusdiklat dibina dan diarahkan bahkan dilatih menjadi atlet tinju amatir andalan Kota Medan dan Sumatera Utara. Kala itu, Ketua Sabam menjabat sebagai Ketua Pengkot Petina Medan.

Mudah bagi Sebagian orang merayakan keberhasilan namun sosok Ketua Sabam, telah membuat terobosan ini dengan merencanakan sejak awal program pembinaan bagi atlet binaannya. Sejak awal para atlet mengikuti latihan, Ketua Sabam telah memprediksi jangkauan hingga kejuaraan-kejuaraan berikutnya serta capaian yang berpeluang untuk diraih setelah mengikuti kejuaraan.

Ketua Sabam selalu berkata, "Saya tidak ingin mencetak petinju sejati. Saya mau mencetak masa depan anak-anak ku". Baginya, pembinaan olahraga tinju di tingkat amatir adalah jembatan menuju masa depan yang lebih baik.

Demikian pun, Ketua Sabam mengakui kerja besar ini tidak bisa dilakukannya sendirian. Namun dukungan dari semua pihak termasuk keluarga, tim Pertina, juga dkungan Kapaldam I BB Kolonel Rony Simatupang selaki Pembina, yang membantu sepenuh hati.

Iqbal dan Duta mengikuti Pendidikan Pertama Tamtama Infanteri (Dikmata) Gelombang II TA 2025 di Rindam I/Bukit Barisan, Pematang Siantar, dan resmi dilantik pada Sabtu, 13 oktober 2025.

Upacara penutupan dipimpin oleh Pangdam I/Bukit Barisan, Mayjen TNI Rio Firdianto, dan diikuti oleh 2.312 prajurit baru. Keduanya menjadi bagian dari peserta yang diterima melalui jalur prestasi olahraga, mewakili Pusdiklat Pertina Sumatera Utara.

Kisah Kecil yang Mengubah Hidup

Beberapa tahun lalu, kehidupan Iqbal dan Duta nyaris tak memiliki harapan. Ayah mereka terjerat narkoba, ibu meninggalkan rumah, dan mereka hidup berpindah-pindah tanpa arah.

Melihat situasi itu, Ketua Sabam turun tangan. Ia menjemput mereka dari jalanan, memberi tempat tinggal, menyekolahkan sejak SMP, dan menanggung seluruh biaya hidup serta pendidikan. Ia juga memperkenalkan mereka pada dunia tinju.

“Saya tanya, ‘Kau mau jadi petinju?’ Mereka mengangguk. Itu titik baliknya,” kata Sabam.

Tinju Sebagai Alat Pembentukan Karakter

Di bawah bimbingan Sabam, mereka tak hanya dilatih secara fisik, tetapi juga dibentuk mental dan karakternya. Nilai disiplin, tanggung jawab, dan etika menjadi bagian penting dari pelatihan.

“Mereka belajar menghargai waktu, hormat pada pelatih, dan punya mental petarung. Itu yang membawa mereka lolos seleksi TNI tanpa hambatan,” jelas Sabam.

Proses seleksi dilakukan secara terbuka dan profesional. Keduanya diterima tanpa pungutan apa pun, seluruh proses ditanggung negara.

Bukan Sekadar Pembinaan Musiman

Apa yang dilakukan Sabam bukanlah kepedulian musiman. Ia hadir sejak para atlet ini belum dikenal siapa pun, bahkan sebelum mereka menginjak ring tinju.

“Ini bukan tentang prestasi semata, tapi tanggung jawab moral. Atlet bukan proyek, tapi amanah. Bahkan, ayah mereka kini sudah berhenti memakai narkoba setelah kami bantu rehabilitasi,” ungkap Sabam.

Pesan Moral untuk Dunia Olahraga

Kisah Iqbal dan Duta menjadi inspirasi sekaligus refleksi. Bahwa disiplin, ketekunan, dan pembinaan karakter jauh lebih penting daripada sekadar pencapaian medali.

“Pertanyaannya: apakah kita benar-benar membina, atau hanya hadir saat kamera menyala?” pungkas Sabam.

Ketua Sabam juga mengatakan, dengan keberhasilan kecil saat ini untuk Iqbal dan Duta, akan memberikan harapan besar di masa mendatang. "Setidaknya, anak-anak mereka nanti tidak lagi seperti ayah mereka di masa kecil. Saya tidak berharap terlalu besar, itu saja sudah cukup," ujarnya.

Dari Ring ke Barak

Kisah dua anak yang dahulu hidup tanpa arah kini menjadi bagian dari pasukan penjaga kedaulatan NKRI. Semua itu terwujud berkat tangan dingin seorang pelatih yang melihat potensi, bukan latar belakang.

Sabam Parulian Manalu membuktikan bahwa menjadi pengurus olahraga bukan hanya soal kompetisi, tetapi soal kehadiran nyata dalam hidup atlet.

Selamat bertugas untuk Iqbal dan Duta ??" semoga semangat juang di ring kini terus menyala di medan pengabdian. (*)

Komentar
Berita Terkini