Kebakaran Aksara

Pedagang Pasar Aksara Datangi DPRD Medan

* Ada Kutipan Rp4 Juta
Administrator Administrator
Pedagang Pasar Aksara Datangi DPRD Medan
Suasana pertemuan Pedagang Aksara dengan Komisi C DPRD Medan, Kamis (14/7/2016).

Medan (Pelita Batak)

Pedagang yang selama ini berjualan di Pasar Aksara mendatangi kantor DPRD Kota Medan, Kamis (14/7/2016) siang. Mereka meminta agar pemerintah segera menyediakan lokasi penampungan sementara dan dengan tegas menolak alih fungsi Pasar Aksara untuk kepentingan lain.

"Kami menolak untuk dipindahkan dari sana, kami akan tetap bertahan di Pasar Aksara," kata Roslina br Sinaga salah seorang pedagang yang berjualan di Pasar Aksara sejak tahun 1965 di hadadapn Anggota Komisi C DRPD Medan, Boydo Panjaitan dan Wakil Ketua Komisi C Zulkifli Lubis di ruang Rapat Komisi.

Roslina mengatakan, dirinya sejak awal pendirian gedung tersebut sudah terlibat di dalamnya. Termasuk ia telah menerima penghargaan dari Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Sumut atas pengabdiannya dalam pembangunan pasar tersebut. Harapannya, pasar Aksara agar dikembalikan sepenuhnya kepada pemerintah kota.

Pihaknya menolak jika nantinya pasar tersebut dibangun kembali, namun tetap digandeng dengan pasar modern sebagaimana terjadi selama ini.

"Kami mohon jangan lagi digandeng dengan plaza. Kami siap ditata, jangan ada yang bergeser posisinya. Juga jangan lagi kami ditimpa," katanya.

Roslina juga menyampaikan permintaan pedagang agar bisa berjualan di kawasan parkir PT AJI. Selain tidak jauh dari lokasi berjualan semula, juga akan membantu para pedagang tetap bertahan hidup, jika segera bisa berjualan.

"Biar aman kami selama bisa kami nikmati yang bernegara ini. Kami tidak mau dipindah kemana-mana.Kalau ada rencana ke MMTC, kami tidak mau, terlalu mahal," katanya.

Anggota DPRD Medan, Boydo Panjaitan mengatakan pihaknya sudah menyurati Wali Kota dan jajarannya untuk membicarakan kebakaran pasar Aksara yang sudah terjadi. Dan ia meyakini, surat resmi yang sudah dilayangkan akan mendapat respon dari pemerintah.

"Khususnya pedagang yang dikelola Pemko Medan melalui PD Pasar, tentu kami harus bertanggungjawab. Kita akan minta kepada PD Pasar nantinya membangun tempat penampungan sementara," katanya.

Boydo juga menekankan, bahwa pembangunan kembali pasar Aksara harus diupayakan Pemko Medan dengan dana revitalisasi apsar tradisional dari pusat. "Jika selama ini pembangunan pasar dilakukan dengan dana investor, itu merupakan kegagalan Pemko Medan. Ke depan tidak begitu lagi," kata Politisi PDI Perjuangan tersebut.

Demikian ditambahkan Zulkifli Lubis, mengembalikan kesempatan pedagang untuk berjualan menjadi hal yang harus dikedepankan. "Memang yang paling penting lokasi penampungan sementara harus ada. Kami dari DPRD akan segera memanggil PD Pasar dan pihak terkait untuk membahasnya," katanya.

Ia berharap PD Pasar akan segera membangun tempat penampungan. "Soal PT AJI kita urus belakangan, ibu-ibu dulu kita urus, jangan sampai berlarut-larut tidak berjualan," ujar Zulkifli.

Juga ditegaskan pihaknya, jika Wali Kota Medan dan jajarannya tidak menanggapi persoalan ini termasuk lewat surat yang sudah dilayangkan DPRD, dinilai merupakan sikap main-main atau tidak serius.

Diketahui, Pasar Aksara dan Gedung Buana Plaza hangus terbakar pada Selasa (12/7/2016). Hingga Kamis pagi, sejumlah titik di gedung tersebut masih mengeluarkan asap dan masih tampak bara api. Ribuan pedagang terpaksa tidak berjualan sebab tidak ada yang tersisa baik dagangan maupun tempat berjualan.

Dikutip Rp4 Juta

Sudah jatuh, ditimpa tangga. Demikian perumpamaan yang dialami para pedagang pasca kebakaran di Pasar Aksara, Selasa (12/7/2016). Pasalnya, saat para pedagang hendak mengambil brankas yang diduga masih utuh di kios masing-masing, muncul oknum yang melakukan pungutan hingga Rp 4 juta untuk mengeluarkan brankas tersebut.

"Kami mau angkat brankas saja dikutip Rp4 juta pak, bagaimana kami ini," kata Kim Nyang salah seorang pedagang yang diamini rekannya yang lain.

Namun dalam pertemuan tersebut, pedagang belum bisa ungkapkan siapa yang menetapkan harga untuk mengeluarkan brankas tersebut. "Kami tidak tahu pak," katanya.

Meski Zulkilfi lubis mencoba menanyakan oknum yang disebutkan, pedagang masih menutup informasi tersebut. Apakah dari pihak kepolisian, PD Pasar atau pihak lain, belum ada pernyataan yang jelas dari pedagang. Meski demikian, Anggota DPRD Medan berjanji akan melakukan upaya melakukan pengumpulan data akan hal itu.


(Tap)
 


Tag:
Berita Terkait
Komentar
Berita Terkini