Jakarta (Pelita Batak):
Tidak dipungkiri, semakin gencarnya penyebaran informasi
lewat berbagai platform juga diikuti oleh semakin maraknya berita atau yang
didistribusikan di tengah masyarakat justru berita bohong (hoax). Hal ini
menjadi salah satu topik yang dibahas dalam Rapat Kerja Nasional 1 (Rakernas) Forum
Pimpinan Redaksi Nasional (FPRN) yang digelar di Hotel Agusta Jakarta selama
dua hari yakni, tanggal 29-30 November 2022.
Keputusan dalam Rakernas diantaranya tentang bagaimana peran
FPRN mampu menekan peredaran berita bohong. Ketua DPP FPRN Muh Safriansyah
menekankan hal itu, bahwa dengan mengurangi berita bohong akan mengangkat Kembali
citra media di tengah publik.
Selain masalah berita bohong, Rakernas juga membahas hal-hal
krusial yang sedang melanda dunia media saat ini. Serta upaya peningkatan
sumberdaya sektor pengembangan media di Indonesia. “Upaya penguatan
kelembagaan, melalui peningkatan kompetensi dan kapasitas unsur FPRN,” ujarnya.
Ketua DPP FPRN, Muh Safriansyah mengatakan, agenda Rakernas
tak hanya bertujuan untuk melahirkan program kerja yang akan menjadi target
bagi seluruh pengurus dalam periodesasi tiga tahun mendatang, melainkan juga
menjadi ajang silaturahmi bagi segenap pengurus FPRN, mulai dari tingkat pusat
hingga ke daerah-daerah.
"Yang paling terpenting dari kegiatan kita ini adalah
silaturahmi. Melalui Rakernas ini, kita semua kembali dipertemukan dalam
kondisi yang sehat walafiat. Inilah yang perlu kita syukuri," ujar pria
yang populer dengan sapaan Bang Andi ini, saat memeberikan sambutan.
Lebih lanjut dikatakannya, FPRN harus menjadi pionir
penangkal hoax yang dibuat sekelompok orang tak bertanggungjawab, dengan tujuan
untuk memecah belah Rakyat Indonesia.
"Menjaga keutuhan NKRI bukan hanya tugas dan tanggung
jawab pemerintah serta TNI/Polri. Kita semua, khususnya dari kalangan pers juga
memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga keutuhan bangsa ini, melalui
pemberitaan yang sehat, positif, akurat dan berimbang," jelasnya.
"Jangan lupa, pers adalah bagian dari pilar demokrasi.
Dan Pimred ini adalah ujung tombak serta penentu dalam pemberitaan. Olehnya
itu, marilah kita bangun kebersamaan untuk saling menguatkan, " ungkapnya.
Di tempat yang sama, Ketua Umum FPRN, Bayu Nugroho
mengatakan, bahwa agenda Rakernas sudah beberapa kali dijadwalkan. Akan tetapi
batal dilaksanakan karena pandemi Covid yang melanda Indonesia.
Menurut dia, keberadaan FPRN sangat penting sebagai wadah
bagi para pimpinan redaksi untuk melahirkan sebuah ide dan gagasan untuk
kemajuan Indonesia.
"Sebagai pintu terakhir dan penentu layak tidaknya
berita yang dibuat wartawan untuk terbit atau tidak, tentu Pimred memiliki
peran penting atas informasi yang tersampaikan melalui pemberitaan,"
katanya.
Bayu Nugroho juga menyebutkan, bahwa FPRN lahir didasari
atas keprihatinan maraknya kriminalisasi pers.
"FPRN ini juga bisa menjadi kekuatan bersama bagi
media-media yang pimpinan redaksinya tergabung dalam organisasi ini, baik dari
sisi pendampingan hukum, bisnis dan keredaksian," katanya.(*)