DENGAN anggapan sementara bahwa RPJMD Kabupaten Samosir dan perencanaan yang akan ditetapkan untuk lima tahun ke depan adalah suatu perencanaan yang matang sebagai kebijakan publik, maka seperti sudah sering saya ingatkan dalam berbagai kesempatan untuk Performance Execution Bupati Samosir sangatlah perlu kompotensi para manager lini yang handal dalam mengeksekusi kebijakan strategis dengan tepat. Oleh karenanya menarik untuk ditelusuri bagaimana kesiapan sumber daya ASN dan pejabat yang ditetapkan melalui TIM SELEKSI yang dibentuk oleh Bupati Samosir akan berhasil tidaknya membawa kapal pembangunan Kabupaten Samosir yang “PRO PERUBAHAN menuju masa depan yang diinginkan, karena akhir-akhir ini diskursus yang berkembang ditengah-tengah masyarakat di samping kelembagaan yang sudah diatur menurut peraturan perundangan ada dimunculkan loncatan kreativitas suatu LEMBAGA STAF KHUSUS dengan alasan untuk membentuk pemerintahan yang efisien dan efektif.
Untuk itu terlebih dahulu diurai secara singkat tentang berbagai kemungkinan kombinasi generasi akan bergabung di dalam menjalankan pemerintahan Kabupaten Samosir.
Dan dimulai dengan pertanyaan apa yang dimaksud dengan Generasi XYZ? Ya, mereka adalah orang-orang yang lahir setelah generasi “baby boomer dan di depan sudah menunggu generasi Alpha. Generasi XYZ salah satu ciri khas yang dimiliki, yakni tumbuh saat teknologi informasi sedang berkembang pesat dan arusnya sangat deras memasuki seluruh aspek kehidupan umat manusia, dan generasi XYZ punya karakteristik yang cukup mencolok perbedaan dari masing-masing antar generasi yang dapat dilihat seperti bagan di bawah ini.

Di Generasi X lahir pada 1965-1976 disebut generasi “sandwich, generasi X tumbuh di masa perkembangan teknologi yang sama sekali baru seperti handphone dan laptop, dan lain-lain juga dalam era kesulitan ekonomi pada tahun 1980-an. Generasi X dipandang sebagai generasi yang mandiri, dan memiliki beberapa ciri yang lain seperti: pekerja keras, berorientasi pada karier, fleksibel, berpikir logis dan sistematis, banyak akal dan terobosan, dan sebagai problem solver (pemecah masalah) yang jitu.
Sedangkan Generasi Y yang lahir pada tahun 1977-1994, dikenal sebagai generasi (me-generation) karena gelombang pertama generasi Y menjadi orang dewasa saat pergantian milenium 2000, juga karena sebagian besar dari mereka sangat berambisi untuk ingin menguasai semua bidang kehidupan. Dan, dengan ambisi ini telah mampu melahirkan banyak inovasi baru, diantaranya berbagai teknologi termutakhir, star up, hingga berbagai jenis pekerjaan dan gaya hidup yang lain dari generasi sebelumnya. Dan generasi Y di satu pihak memiliki karakteristik yang khas, seperti, ketergantungan terhadap teknologi, lebih terbuka terhadap perubahan, ambisius namun disi lain punya keterampilan interpersonal yang terbatas, dan gampang stres serta mengalami depresi.
Kemudian generasi Z kelompok yang lahir pada 1995-2012. Segi positifnya generasi diantaranya: ambisius, mahir menguasai teknologi digital, percaya diri yang kuat, mempertanyakan secara cerdas otoritas, menggunakan bahasa gaul, lebih sering hidup menyendiri, dan rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Dan punya segi negatif generasi Z yakni rentan terkena tekanan depresi, anxiety, karena mereka dibesarkan di lingkungan ekosistem yang serba canggih dan serba digital dengan karakteristik yang sangat beraneka ragam, baik dari segi pendidikan maupun hubungan interpersonal. Kemudian pada umumnya generasi ini cocok bekerja di perusahaan rintisan yang sangat manantang karena memiliki ruang gerak yang luas bagi mereka untuk berkembang, berusaha keras melakukan terobosan dan punya peluang banyak pilihan pekerjaan.
Dari uraian singkat di atas Generasi XYZ dapat dipakai sebagai kaca mata dalam melihat pengelolaan Bupati Samosir akan pemberdayaan Sumberdaya Aparatur Pemerintah Kabupaten Samosir dalam mewujudkan Visi dan jani-janji kampanyenya.
Untuk melihatnya dimulai semenjak Kabupaten Samosir dimekarkan pada tahun 2003 yang lalu, akan dapat dikelompokkan bahwa para pejabat eselon dua yang diangkat pada tahun 2004 dan beberapa pejabat tersebut masih ada yang aktif hingga saat ini dan mereka dapat dikelompokkan generasi “baby boomer dan mereka akan segera memasuki usia pensiun dan para pejabat eselon tiga dan pegawai yang diterima pada tahun 2004 Sampai dengan tahun 2010 sebagian masih termasuk Generasi X yang secara administrasi kepegawaian sudah memenuhi persyaratan untuk menduduki posisi eselon dua dan para pejabat eselon empat dan diterima paska tahun 2010 termasuk pada generasi Y yang sudah siap menduduki eselon tiga.
Sedangkan penerimaan ASN pada 8 tahun terakhir ini dapat dikategorikan termasuk generasi mileneal sudah ada yang bisa menduduki posisi eselon empat.
Oleh karena itu seyogianya kelompok generasi Z yang ada di Pemerintah Kabupaten Samosir harus diberi iklim yang kondusif untuk dapat berkreasi dan berinovasi sesuai tuntutan zamannya dan kebijakan strategis dieksekusi oleh generasi Y yang potensial dan punya semangat yang membara dan punya keterbukaan serta sangat menyenangi dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Kemudian sebaiknya dipimpin dan diarahkan oleh kelompok pejabat generasi X yang menjadi eselon 2 dari ASN terpilih dan matang baik kognisi, afeksi maupun keterampilan kepemimpinanya.
Lalu yang menjadi pertanyaan yang menarik adalah kehadiran staf khusus di samping tidak ada diatur dalam struktur kelembagaan oleh peraturan perundangan-undangan dan kemudian Staf khusus yang barusan diangkat dan ramai didiskusikan di media sosial sepertinya mereka sudah termasuk generasi baby booming atau di luar (senior dari generasi XYZ) yang sejatinya akan lebih cocok ditempat yang terhormat menjadi Dewan Penasihat Kota/Kabupaten kalau di Pemerintahan dan sesuai peraturan yang berlaku banyak juga tersedia seperti Dewan Pendidikan Kabupaten, Dewan Riset Daerah dan seterusnya, atau kalau di perusahaan dikenal dengan Dewan Komisaris (Komut, anggota komisaris.
Lebih lanjut menarik pula apabila dibandingkan dengan para staf khusus Presiden Joko Widodo diambil dari generasi Z. Tentunya kehadiran STAF KHUSUS menarik perhatian publik sehingga timbul pertanyaan apakah Staf khusus efektif dapat berkolaborasi dengan Generasi XYZ yang ada dalam struktur birokrasi dan dipimpin Bupati Samosir juga selaku Generasi Z, atau keadaan sebaliknya boleh terjadi akan menjadi blunder atau kontra produktif? Kelak sejarahlah yang akan menjawab.**
Penulis adalah Dosen Praktisi Prodi Pariwisata Budaya Keagamaan IAKN Tarutung