Konferensi Keanekaragaman Hayati Mendesak

Oleh : Adv Henry Sitanggang, S H
Administrator Administrator
Konferensi Keanekaragaman Hayati Mendesak
IST|Pelita Batak

DUNIA ini akan menghadapi bencana besar jika abai pada pelestarian biodiversitas dan pemulihan keamanan ekosistem.

Menurut Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), bencana kepunahan keanekaragaman hayati ini harus segera kita atasi agar manusia tidak terancam punah.

Saya melihat, pengusaha merusak lingkungan demi kaya raya, tambang dikuras habis. Mereka kerok semua. Para konglomerat habiskan hutan untuk perkebunan kelapa sawit. PT. Toba Pulp Lestari (TPL) gasak tanah Batak untuk hasilkan tissue untuk kita pergunakan agar bisa buang air besar bersih dan kegunaan lainnya. Kayu alam dihabisi, diganti dengan eucaliptus.

Dalam skala kecil tapi penting, sawah di Samosir jadi kering kerontang. Danau Toba jadi asam. Kata Luhut Binsar Pandjaitan dua tahun lalu, pH air Danau Toba sudah 9,2.

Rahasia alam ini ada pada pelestarian pohon.

Jika kita perduli melestarikan alam dengan menghijaukan semua lahan yang gersang, maka pohon akan tumbuh.

C02 yang dihasilkan oleh pabrik konglomerat itu bisa ditangkap pohon menjadi batang dan daun pohon. Lalu pohon akan memberikan kepada kita oksigen.

Mahluk hidup, baik kadal, monyet, anjing, horbo (kerbau), anda dan saya, semua butuh oksigen.

Jika bumi memanas (memamg sudah) maka udara akan panas, menghanguskan hutan seperti terjadi di Amerika dan Kanada dimana suhu sampai 44 derajat Celcius.

Banjir topan akan mendera karena udara panas akan menggerakkan angin karena rotasi bumi dan tekanan udara.

Di Australia, dua tahun lalu ratusan ribu hewan gosong terbakar karena pemanasan global.

Demi kemakmuran sesaat, manusia, tepatnya, konglomerat, telah merusak alam.

Bertobatlah...mari hijaukan bumi. Perlu diketahui,

China berjuang keras melestarikan 85,046 jenis biji bijian dari 10.601 spesies, 65,456 ekstrak sample genetik dari 7,324 spesies, 22,890 strain dari 2,280 mikroorganisme, 60,262 bio samples dari 2,203 species hewan langka.*** Henry Sitanggang, S H.

Komentar
Berita Terkini