Bantah Berada di Balik Demo Rumah SBY

Adian Napitupulu: Siapa Saya Sanggup Gerakkan 3.000 Mahasiswa

SBY Tak Perlu Takut Demo Mahasiswa yang Gunakan Spanduk dan Pengeras Suara
Administrator Administrator
Adian Napitupulu: Siapa Saya Sanggup Gerakkan 3.000 Mahasiswa
Ist
Adian Napitupulu
Jakarta(Pelita Batak): Anggota DPR RI Adian Napitupulu menyebutkan mahasiswa adalah generasi muda Intelektual. Mereka mampu berfikir dan bergerak sendiri. Jangan pernah meremehkan mereka dengan menuding kegiatan mereka di dalangi, ditunggangi dan sebagainya apalagi menunggangi sebuah pertemuan besar yang diikuti sekitar 3.000 mahasiswa dari 500 kampus di 25 Propinsi sebagaimana disebut dalam rilis mahasiswa yang tersebar di sosmed. 

 

"Tidak ada yang sanggup, (termasuk saya) untuk menggerakan kekuatan intelektual muda sebesar itu. Hanya keprihatinan, kebesaran jiwa dan hati nurani mahasiswa yang sanggup membuat mereka datang dari berbagai kota, membelah samudera dan melintasi gunung. Semangat yang sama dengan berbagai sejarah perubahan di seluruh belahan dunia yg dipelopori mahasiswa dan kaum muda," ujarnya dalam siaran pers, Selasa 7 Februari 2017.

 

Dari informasi yang didapatkan Adian, dia mengaku tidak melihat ada yang salah dalam pertemuan mahasiswa maupun hasil pertemuannya sebagaimana di tulis dalam pernyataan sikap mereka yang tersebar luas melalui broadcast dan sosmed lainnya. Menolak isu SARA, meminta agar pelajaran Pancasila dilakukan di sekolah-sekolah, melawan organisasi yang ingin merubah Pancasila dan pemberantasan korupsi. 

 

"Aneh bagi saya jika ada mantan Presiden yang marah dengan aksi yang didasari tuntutan itu. Menurut saya harusnya semua mantan Presiden, semua jenderal, semua aparatur negara dan seluruh masyarakat mendukung sikap mahasiswa. Saran saya kalau mau komentar ya komentarlah tentang dugaan adanya makar, jangan komentari aksi yang justeru ingin menjaga keutuhan NKRI dan menjaga Pancasila sebagai Ideologi Negara," tegasnya.

 

Lebih lanjut Adian mengatakan dalam pernyataan sikap mahasiswa tidak ada satupun menyebut nama orang ataupun organisasi atau partai politik. Dengan demikian aneh bagi jika ada yg merasa tersinggung sementara namanya tidak disebutkan.

 

"Saya tidak tahu bagaimana mahasiswa memutuskan untuk aksi di Mega Kuningan, tepatnya di dekat kedubes Qatar.  Bila kita lihat lokasi aksinya maka aksi itu tidak tepat di depan rumah SBY karena masih ada jarak pandang sekitar 50-an meter. Kalaupun Ppolisi mengatakan demo itu tanpa ijin maka itu hanya masuk kategori tipiring alias Tindak Pidana Ringan," jelasnya. 

 

Adian menyarankan tidak perlu mengomentari Tindak Pidana Ringan seperti itu karena kelas mantan presiden harusnya mengomentari chat sex yang beredar luas karena itu bisa merusak moral kaum muda se-Indonesia.

 

Mengenai tudingan, mobil Terano yang membawa nasi bungkus adalah mobil miliknya, Adian mengaku mobilnya juga Terano tapi platnya bukan B 2124 ZO tetapi plat mobil Solo yaitu AD 1 AN. "Saran saya tidak perlu buang waktu mencari siapa pemilik mobil, siapa yang masak nasi, siapa yang bungkus karena mengirimkan nasi untuk aksi yang tidak bertujuan makar bukanlah kejahatan," ujarnya.

 

SBY menurut Adian tidak perlu takut dan mengecam mahasiswa yang hanya bermodalkan spanduk dan pengeras suara dengan tuntutan yang 1000% masuk diakal. "Kalau mau takut maka takut dan kecamlah pelaku pemboman karena itu merenggut jiwa manusia. Kalau mau takut dan mengecam maka Kecamlah mantan-mantan menteri yang ditangkap KPK karena korupsi mereka memiskinkan rakyat," serunya.

 

Adian mengaku datang ke acara Jambore seperti juga sekian banyak pembicara yang juga datang ke acara itu. "Saya datang bersama isteri  saya, dan saya tidak berbicara sepatah katapun di Panggung Forum Terhormat Jambore itu. Saya hanya bertemu dengan mahasiswa dari beberapa daerah yang ingin menyampaikan masalah masalah di daerahnya. Karena itu bagian dari tugas saya sebagai anggota DPR," jelasnya.

 

Adian juga bertemu  dengan banyak aktivis 98 lain yang berasal dari partai yang berbeda beda. "Bahkan ada yang kalau tidak salah pernah menjabat sebagai pengurus di Partai Demokrat. Benar panitia meminta saya untuk menjadi pembicara mewakili aktivis 98 tapi saya menolak karena sudah ada sekitar 4 aktivis 98 yang menjadi Pembicara di Forum Jambore itu. Saat saya datang masih banyak peserta yang antri makanan dari dapur umum dan saat itu terdengar teriakan "bubarkan panitia!" Mendengar itu saya tertawa karena itulah gaya orisinil mahasiswa, mungkin juga gaya saya 20-an tahun lalu," paparnya.(R2)

Komentar
Berita Terkini